Bupati Trenggalek Dampingi Gubernur Jatim Resmikan Tiga Jembatan Darurat

Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin mendampingi Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa meresmikan tiga jembatan darurat di Kabupaten Trenggalek

TRENGGALEK, SUDUTPANDANG.ID – Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin mendampingi Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa meresmikan tiga jembatan darurat di Kabupaten Trenggalek.

Ketiga jembatan darurat ini merupakan bantuan yang bersumber dari Dana Biaya Tak Terduga (BTT) Provinsi Jatim.

Kemenkumham Bali

Kurang lebih sebesar hampir Rp 5 miliar yang digelontorkan Pemprov Jatim untuk membangun jembatan darurat karena jembatan sebelumnya lenyap disapu banjir.

Kepala Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim, Edy Tambeng Widjaya, dalam peresmian ini melaporkan bahwasannya beberapa waktu yang lalu ada beberapa infrastruktur yang mengalami kerusakan akibat diterjang banjir bandang. Di antaranya jembatan Mukus, kemudian juga Jembatan Bendoroto yang mengalami putus. Kemudian jembatan Kedung Pucang yang pondasinya mengalami pengikisan.

“Karena usulan Bapak Bupati Trenggalek, maka Ibu Gubernur memberikan persetujuan untuk memberikan bantuan melalui dana biaya tak terduga (BTT) Provinsi Jawa Timur lebih Rp. 4 miliar lebih untuk membangun 3 jembatan di Trenggalek,” tuturnya.

BACA JUGA  Polres Kediri Kota Tangkap Pembunuh Adik Kandung di Kelurahan Balowerti

Jembatan Mukus sendiri dibangun dalam bentuk jembatan darurat (Belly) yang dimiliki oleh Provinsi Jawa Timur. Begitu juga Jembatan Bendoroto menggunakan Belly yang dimiliki Pemprov.

Diharapkan meskipun menggunakan Belly, dikemudian hari setelah terbangun jembatan permanen maka jembatan darurat itu dapat dipindahkan guna peruntukan jembatan lainnya yang mengalami nasib yang sama.
“Secara teknis Jembatan Mukus sepanjang 27 meter, lebar 3,5 meter. Dengan kapasitas yang dilewati 10 ton. Sedangkan Jembatan Bendoroto panjang 26 meter dengan lebar 3,5 meter. Kemudian kapasitas yang dilewati 10 ton. Kemudian jembatan Kedung Kujang hanya penguatan pondasi yang terkikis,” jelasnya.

Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin menambahkan, total bantuan jembatan darurat yang total biayanya hampir Rp. 5 miliar lebih.

“Di Mukus ini ada 4 ribu warga yang ada di sini yang kemarin sempat terisolasi. Kemudian di sini tempatnya pariwisata di Kabupaten Trenggalek, sehingga sangat membantu ekonomi masyarakat Trenggalek,” ungkapnya.

BACA JUGA  Bupati Trenggalek Gulirkan Usulan Rencana Awal RKPD 2024

Ia mengungkapkan, jembatan itu penghubung antara Kecamatan Watulimo dengan Kecamatan Munjungan.

“Kalau jembatan itu putus, Kecamatan Munjungan bisa terancam terisolasi karena kita tahu jalur Kampak-Munjungan juga sering terancam longsor. Terima kasih ibu Gubernur, meskipun ini Jembatan Belly dan sifatnya sementara, namun sangat membantu masyarakat kami,” ucap Bupati yang akrab disapa Gus Ipin ini.

Selanjutnya pihaknya akan mengusulkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Harapannya jembatan permanen bisa segera terbangun, meskipun jembatan darurat ini masih bisa bertahan untuk beberapa tahun ke depan.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan program strategis ketika misalnya Airport di Kediri selesai.

“Kemudian koneksitas tidak hanya nasional tapi juga internasional. Pasti kebutuhan-kebutuhan untuk bisa menemukan objek wisata strategis itu akan menjadi kebutuhan kebutuhan baru. Ketika destinasi Airport di Kediri itu sudah selesai. Sekarang ini sedang berproses,” rincinya.

BACA JUGA  Babinsa Koramil 0819/11 Beji Hadiri Penyuluhan Pola Asuh Bayi dan Balita

Khofifah menyebut saat ini pihakya sedang menunggu penetapan lokasi (Penlok) antara Tol Kediri dan Tulungagung.

“Kalau itu sudah selesai, koneksitas ke Trenggalek akan sangat ter support dengan transportasi udara yang sampai ke Kediri, Tol Kediri-Tulungagung dan kemudian akan nyambung ke Trenggalek,” katanya.

Menurutnya, pariwisata yang menjadi kekuatan Trenggalek, akan menjadi bagian strategis pengembangan daerah wisata Kabupaten Trenggalek.

“Titik-titik strategis ini akan menjadi bagian penting, untuk membangun konektivitas sentra-sentra ekonomi baru di kawasan Kabupaten Trenggalek,” tutup Khofifah. (05/Bud)

Tinggalkan Balasan