Berita  

Cerita Ma’ruf Amin Tentang Keaktifan Pejabat Korea yang Promosikan Produk Halal

Wapres Ma'ruf Amin (Foto:dok.Setwapres)

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Wakil Presiden Ma’ruf Amin bercerita soal negara-negara non-muslim yang kini ikut meramaikan pasar produk halal global. Salah satu yang disinggung adalah Korea Selatan, yang menurut Ma’ruf sangat aktif untuk mempromosikan dan mendorong produk halal mereka.

“Menterinya gubernurnya semua, karena mereka ingin produknya itu menguasai pasar dunia,” kata dia dalam acara Indonesia Halal Industry Award (IHYA) 2021 yang ditayangkan secara virtual, Jumat, 17 Desember 2021.

Kemenkumham Bali

Ma’ruf lalu mengingat saat dirinya berkunjung ke Korea Selatan saat masih menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia atau MUI periode 2015-2020. Di sana, Ma’ruf ditemui oleh menteri sampai gubernur negara tersebut. “Untuk memperoleh pengakuan sertifikat halal, seperti itu mereka,” kata dia.

BACA JUGA  Legislator: Penerima PIP Harus Miliki Surat Keterangan Tidak Mampu

Korea Selatan hanyalah satu dari negara non-muslim yang disebut Ma’ruf ikut memproduksi produk halal di pasar global. Selain itu, masih ada negara lain seperti  Thailand, Australia, Amerika Serikat, Brasil, Cina, hingga Jepang.

Saat ini, kata Ma’ruf, pasar industri halal dunia memang sangat besar dan terus berkembang. Belanja produk halal dari masyarakat muslim dunia, baik itu makanan, farmasi, kosmetik, dan yang lainnya tembus US$ 2,02 triliun pada 2020 sampai 2021.

Data ini dimuat dalam Laporan The State of the Global Islamic Economy Report 2020/21. Menurut laporan tersebut, nilai belanja produk halal ini diproyeksi akan terus meningkat hingga tembus US$ 2,4 triliun pada 2024 atau tumbuh 3,1 persen Cumulative Annual Growth Rate (CAGR) dalam 5 tahun.

BACA JUGA  UMB Gelar Seminar Internasional Solusi Penguatan Masyarakat Jelang Pandemic Covid 19 Berakhir

Ma’ruf pun tak mau Indonesia ketinggalan di pasar produk halal dunia ini. “Kita juga perlu untuk turut serta, fastabiqul khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan, berupa peningkatan kualitas dan produktivitas industri halal,” ujarnya.

Ia menyebut faktor yang mendukung Indonesia menjadi pusat pertumbuhan ekonomi syariah dunia perlu dioptimalkan. Pertama, kata dia, Indonesia merupakan rumah bagi populasi muslim terbesar di dunia yaitu 229,6 juta berdasarkan data 2020.

Kedua, preferensi dan loyalitas masyarakat terhadap merek produk lokal yang cukup tinggi. Ketiga, Indonesia merupakan net exporter produk makanan halal dan fashion dengan total nilai ekspor masing-masing mencapai US$ 22,5 miliar US$ 10,5 miliar. Keempat, meningkatnya investasi di bidang ekonomi syariah.

BACA JUGA  Ma'ruf Amin Sebut BSI Akan Jadi BUMN Lewat Saham Dwiwarna

Maka untuk mencapai target menjadi pusat ekonomi syariah dunia ini, Ma’ruf menyampaikan masih perlunya penguatan industri produk halal nasional. Antara lain lewat pembentukan Kawasan Industri Halal (KIH), pembentukan zona-zona halal, sampai sertifikasi halal.

 

 

Tinggalkan Balasan