BOGOR-JABAR, SUDUTPANDANG.ID – Kecelakaan maut di Gerbang Tol (GT) Ciawi 2, Kelurahan Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat, hingga Rabu (5/2/2025) sekurangnya menyebabkan delapan korban tewas dan 11 korban luka-luka, serta enam orang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi.
“Untuk korban luka-luka dari 11 korban, saat ini sudah lima orang pulang dan sisanya enam orang masih dirawat,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules Abraham Abast di Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/2) terkait korban kecelakaan maut yang terjadi pada Selasa (4/2) malam, sekitar pukul 23.30 WIB.
Sementara itu petugas kepolisian dan pihak RSUD Ciawi, Kabupaten Bogor, hingga Rabu pagi, masih mengidentifikasi delapan korban tewas dan 11 korban luka-luka dalam kecelakaan di gerbang tol Ciawi 2 Tol Jagorawi ke arah Jakarta.
Informasi menyebutkan dari delapan korban tewas terdiri atas tujuh pria dan satu orang berjenis kelamin wanita.
Dari tujuh pria yang tewas, dua di antaranya dalam kondisi hangus terbakar.
Sementara lima pria yang tewas antara lain memiliki ciri-ciri, korban pertama, usia sekitar 40-50 tahun, rambut hitam lurus pendek, memakai kaus hitam dan celana panjang coklat. Korban kedua, usia 50-60 rambut ikal putih, berkaus merah dan celana jins.
Ketiga, usia 30-40 tahun, rambut hitam lurus pendek berbaju coklat dan celana hitam. Keempat usia 25-35 tahun, rambut ikal hitam pendek, kaus kuning dibalut sweater hitam celana abu-abu. Kelima usia 40-50 tahun, rambut ikal pendek, kemeja hijau tua bergaris putih.
Sementara satu korban tewas wanita berusia sekitar 20-30 tahun, baju hitam putih kotak-kotak.
Kapolresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo menyatakan korban kecelakaan maut di GT Ciawi 2, Kelurahan Katulampa, Kota Bogor, Jabar, bertambah menjadi delapan meninggal dunia dan 11 luka-luka.
“Yang meninggal dunia delapan dan luka-luka 11, terakhir barusan,” katanya pada Rabu dini hari.
Sebelumnya, ia melaporkan peristiwa yang terjadi pada Selasa (4/2) malam, sekitar pukul 23.30 WIB itu mengakibatkan enam orang meninggal dan dua orang mengalami luka-luka.
Setelah kejadian, korban meninggal dunia maupun luka-luka langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi untuk menerima penanganan.
Kecelakaan maut ini juga mengakibatkan sebanyak enam unit kendaraan mengalami kerusakan, tiga di antaranya rusak terbakar termasuk truk penabrak dan dua mobil penumpang di depannya dan tiga lainnya ringsek.
Truk penabrak mengangkut galon air kemasan. Sementara lima mobil penumpang di depannya terdiri atas jenis mobil Avanza, Xenia, Jazz, Innova Reborn, dan Sigra.
Mobil-mobil yang terbakar dan ringsek tersebut berada di pos Polresta Bogor Kota yang tak jauh dari GT Ciawi 2.
Kapolres menjelaskan peristiwa kecelakaan di ruas jalan Tol Bogor Jakarta tepatnya di Gate Tol Ciawi 2 terjadi pada Selasa (4/2) tengah malam sekitar pukul 23.30 WIB.
Saat itu truk dengan muatan galon melaju dari arah Ciawi menuju Jakarta, kemudian mengalami rem blong tepat di gerbang tol.
“Diduga kendaraan tersebut mengalami gagal fungsi rem (rem blong) sehingga menabrak rangkaian kendaraan yang sedang melakukan transaksi (pembayaran e-tol) tiga kendaraan hancur terbakar, tiga kendaraan lainnya mengalami kerusakan,” katanya.
Satlantas Polresta Bogor Kota telah membuka kembali GT Tol Ciawi yang sempat ditutup karena keperluan evakuasi kendaraan dan korban kecelakaan.
Tak Boleh Terulang
Sementaa itu anggota Komisi V DPR RI Marlyn Maisarah menekankan bahwa kecelakaan beruntun seperti yang terjadi di GT Ciawi pada Selasa (4/2) malam, tidak boleh terulang kembali di masa mendatang.
Ia menyampaikan keprihatinannya atas kecelakaan tersebut dan meminta Kementerian Perhubungan serta pihak pengelola jalan tol untuk meningkatkan pengawasan dan evaluasi terhadap aspek keselamatan di jalan tol.
“Keselamatan di jalan tol harus menjadi perhatian serius. Kecelakaan seperti ini bisa dicegah dengan sistem pemantauan yang lebih baik, penerapan batas kecepatan yang tegas, dan edukasi berkendara yang lebih masif bagi pengguna jalan,” katanya di Jakarta, Rabu.
Menurut dia perlu ada langkah konkret dalam mencegah kecelakaan di jalan tol, termasuk perbaikan rambu-rambu lalu lintas, optimalisasi sistem e-tol untuk mengurangi antrean di gerbang tol, serta peningkatan patroli jalan tol terutama di jam-jam rawan kecelakaan.
Ia berharap kecelakaan maut tersebut menjadi momentum bagi berbagai pihak terkait untuk lebih serius dalam memastikan keamanan di jalan tol.
Panggil Operator
Sedangkan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan memanggil perusahaan air minum dan operator angkutan barang imbas adanya kecelakaan beruntun di GT Ciawi itu.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Ahmad Yani mengatakan sehubungan dengan terjadinya kecelakaan beruntun yang melibatkan satu truk bermuatan galon dengan nomor polisi B 9235 PYW dan lima kendaraan minibus lainnya, pihaknya menindaklanjuti peristiwa tersebut dengan berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait.
“Sebagai langkah tindak lanjut, kami akan memanggil semua pimpinan perusahaan air minum dan operator angkutan barang,” katanya di Jakarta, Rabu.
Meski demikian, ia belum menyebutkan jadwal pemanggilan pimpinan perusahaan air minum dan operator angkutan barang, namun menegaskan bahwa pemanggilan akan dilakukan.
Pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan kepolisian setempat untuk mengumpulkan data dan kronologis untuk tindak lanjut pembinaan dengan mengundang semua pihak terkait guna mengantisipasi kejadian berulang di masa mendatang.
Ia juga menyampaikan akan melakukan inspeksi keselamatan sekaligus sosialisasi penerapan manajemen keselamatan pada setiap perusahaan yang mengangkut air minum yang beroperasi di lintasan Sukabumi-Jakarta.
“Kemudian kami juga akan terus melakukan pembinaan terhadap pengemudi melalui diklat pengemudi terutama terkait tata cara mengemudi yang benar serta tata cara pengecekan rem sebelum melakukan perjalanan,” kata Yani.
Adapun, berdasarkan data yang diperoleh dari Mitra Darat, kendaraan truk dengan nomor polisi B 9235 PYW tersebut memiliki status uji berkala yang masih berlaku hingga 11 Mei 2025.
Pihaknya menekankan pada seluruh perusahaan angkutan barang agar dapat memastikan kondisi pengemudi dan kondisi kendaraan dalam keadaan baik sebelum digunakan.
“Sehingga dapat meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan,” kata Ahmad Yani.
Di sisi lain, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menurunkan tim Traffic Accident Analysis (TAA) di tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan maut di GT Ciawi.
“Pagi ini kita meluncurkan tim TAA untuk lebih memastikan lagi walaupun tadi malam kita sudah olah TKP,” kata Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Pol. Raden Slamet Santoso ketika dihubungi, Rabu.
Ia mengatakan, tim TAA tersebut terdiri atas 10 personel gabungan dari Korlantas Polri dan Polda Jawa Barat. Para personel akan turun langsung ke TKP untuk menyelidiki dan mengidentifikasi penyebab kecelakaan.
“Pagi ini, nanti kita sekitar jam 09.00 WIB, kita akan langsung olah TKP,” katanya.
Kini, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jabar tengah menyelidiki penyebab awal kecelakaan dengan menggunakan teknologi Traffic Accident Analysis (TAA) di tempat kejadian perkara (TKP). (Ant/02)