MANADO-SULUT, SUDUTPANDANG.ID – Akibat letusan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa sebanyak 14.045 jiwa yang terdiri atas 6.842 laki-laki dan 7.044 perempuan terdampak sehingga mengungsi.
Dalam keterangan yang dikutip di Manado, Jumat (26/4/2024), pernyataan itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui keterangan tertulis yang diterima.
“Sekretaris Daerah Kabupaten Sitaro telah membentuk tim verifikasi data pengungsi yang melibatkan organisasi perangkat daerah terkait dan kapitalau (kepala desa),” katanya.
Ia merinci warga yang mengungsi sebanyak 6.125 jiwa, dengan rincian 2.943 laki-laki dan 3.182 perempuan yang tersebar di 13 titik pengungsian.
Penanganan pengungsi selanjutnya akan dipisahkan menjadi dua bagian, di mana pengungsi yang berasal dari Pulau Ruang akan disatukan dalam satu tempat di gedung Balai Latihan Kerja (BLK).
Sementara pengungsi yang berasal dari Pulau Tagulandang tersebar di rumah sanak famili atau masih bertahan di rumah mereka.
Hingga kini, kata dia, tercatat kerugian materiil yang terdampak antara lain meliputi 3.331 unit rumah, 31 unit sarana ibadah, 11 unit perkantoran, 21 unit sarana pendidikan dan lima unit sarana kesehatan, sementara jumlah rumah rusak sebanyak 363 unit.
Saat ini terhadap gudang di dermaga Tagulandang sudah dilakukan pembersihan dan pembenahan yang dilakukan oleh BPBD dan anggota Korem setempat.
Gudang tersebut dipakai untuk memindahkan bantuan logistik dan peralatan dari BLK yang sebelumnya menjadi gudang dan saat ini akan disiapkan untuk lokasi pengungsian, ujarnya.
Disebutkan bantuan BNPB tahap pertama yang sudah diberikan ke pemerintah daerah antara lain dana operasional siap pakai Rp350 juta, seng 10.000 lembar, tenda pengungsi lima set, tenda keluarga 100 unit, light tower empat unit, dan genset empat unit.
Selanjutnya, sembako 300 paket, makanan siap saji 300 paket, hygiene kit 300 paket, matras 300 buah, selimut 300 lembar, kasur lipat 150 lembar, masker 300 boks, velbed 50 unit, toilet portable 10 paket, survival kit pengungsi 300 paket, serta terpal sebanyak 320 lembar.
“Saat ini bantuan tahap dua sedang berada dalam perjalanan ke Tagulandang,” katanya.
BNPB terus mendampingi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) meskipun status aktivitas vulkanik Gunung Ruang turun dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III). Penurunan status tersebut berlaku sejak Senin, 22 April 2024 pukul 09.00 WITA.
Pendampingan BNPB kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sitaro di antaranya untuk memastikan keselamatan warga khususnya yang tinggal di Pulau Ruang, ujarnya.
Sosialisasi dilakukan pemerintah daerah dengan memasang rambu yang menginformasikan larangan untuk memasuki Kampung Pumpente dan Kampung Laingpatehi yang berada di dalam radius empat kilometer atau berada di kaki Gunung Ruang.
Deputi Logistik Peralatan BNPB, Lilik Kurniawan bersama jajaran, BPBD Provinsi Sulut dan BPBD Kabupaten Sitaro dengan menggunakan kapal motor Kabupaten Biaro memantau langsung daerah yang sudah dipasang rambu.
Pada pemantauan dari atas kapal, masih terlihat penduduk setempat yang menyelamatkan barang dari sisa erupsi.
“Rambu atau tanda larangan tersebut merupakan sarana sosialisasi kepada masyarakat agar tidak memasuki lagi Kampung Pumpente dan Laingpatehi yang masuk dalam radius kawasan rawan bencana,” kata Lilik Kurniawan. (Ant/02)