“Kerugian terbesar dari penyalahgunaan narkoba adalah kelemahan karakter yang menyebabkan kelemahan ketahanan masyarakat sebagai awal kehancuran suatu bangsa.”
JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Dosen Indonesia (DPP-ADI) Dr. Titik Haryati, M.Ap., M.Pd mengapresiasi dan bersyukur Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak Kalimantan Barat telah mendeklarasikan diri sebagai “Kampus Merdeka, Bersih Narkoba, dan Hidup Sehat” pada Kamis, 6 Juni 2024 lalu.
“Saya bersyukur Untan sebagai Perguruan Tinggi pertama di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara lain telah mendeklarasikan ‘Kampus Merdeka, Bersih Narkoba, dan Hidup Sehat’,” kata Dr. Titik dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Minggu (9/6/2024).
Titik menerangkan, deklarasi Untan Pontianak sebagai kampus merdeka bebas narkoba tersebut dirangkaikan dengan seminar nasional bertema “Strategi pertahanan perbatasan wilayah Kalimantan Barat dalam memberikan Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)”.
Menurut Titik, hasil seminar dijadikan masukan bagi pemerintah terkait pertahanan wilayah perbatasan dari P4GN, dan deklarasi serta roadshow akan dilanjutkan ke provinsi wilayah perbatasan lainnya, sehingga kegiatan itu sangat penting dari sisi strategi pertahanan.
Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba Majelis Ulama Indonesia (Ganas Annar MUI) itu menyatakan komitmennya untuk konsisten serta terus berjuang dan mengajak Perguruan Tinggi untuk mendeklarasikan gerakan anti narkoba serta hidup sehat dalam upaya menyelamatkan generasi berkualitas menuju “Indonesia Emas”.
Ia menjelaskan, narkotika sebagai barang terlarang sudah banyak beredar di Indonesia (termasuk di lingkungan perguruan tinggi) pada rentang usia 15 sampai 64 tahun dan mencapai 1,8 persen atau sekitar 3,4 juta dari jumlah penduduk, dan jumlah yang tidak termonitor pasti jauh lebih banyak alias sangat fantastis.
“Kerugian terbesar dari penyalahgunaan narkoba adalah kelemahan karakter yang menyebabkan kelemahan ketahanan masyarakat sebagai awal kehancuran suatu bangsa,” tegas Ketua Bidang Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Radikalisme, dan Perlindungan Penyalahgunaan Narkotika di Perguruan Tinggi DPP ADI itu.
Dalam kaitan ini, lanjutnya, ADI sebagai organisasi profesi ikut membantu program pemerintah dalam mewujudkan “Indonesia Emas 2045” melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) lulusan Perguruan Tinggi.
Maka, “Kampus Merdeka Bersih Narkoba dan Hidup Sehat” menjadi slogan untuk mewujudkan Indonesia kondusif terbebas dari narkoba.
Kemudian, berbagai gangguan, tantangan dan hambatan akan terus terjadi sehingga diperlukan adanya strategi peran dosen melalui pembelajaran dengan memberikan informasi dan edukasi melalui P4GN secara utuh dan terintegrasi.
Kegiatan itu harus melibatkan berbagai pihak dalam bentuk kerja sama dan komitmen seluruh sivitas akademika dan para intelektual, juga mahasiswa serta para stakeholder (pemangku kepentingan) lainnya.
Dukungan
Titik menyebutkan kegiatan di Untan Pontianak terlaksana berkat adanya dukungan dari berbagai pihak yang hadir.
Adapun para tokoh yang hadir dalam acara itu di antaranya Drs. Alexander Rombonang, MMA., selaku Staf Ahli Bidang Sosial dan SDM Setda Provinsi Kalbar mewakili Pj. Gubernur Kalbar.
Hadir pula Irjen. Pol. Dr. Drs. Richard M Nainggolan, S.H., M.M., MBA, mewakili Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI dan Rektor Untan, diwakili Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Untan Dr. Sy. Hasyim Azizurrahman, S.H., M. Hum.
Pejabat lain yang hadir adalah Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Iwan Setiawan, Kepala Bea Cukai Kalimantan Barat Imik Eko Putro, Kapolda Kalbar yang diwakili Direktur Reserse Narkoba Polda Kalbar AKBP Bermawis, Ketua MUI Provinsi Kalbar Drs. KH. Basri; Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba (Ganas Annar) MUI Provinsi Kalbar Dr. H. Hamzah Tawil.
Narasumber dalam seminar yaitu Purnawirawan Pati TNI Dr. (HC) Herwin Suparjo S. Sos., SH., Prof. Sri Haryaningsih, M.Si (Guru Besar FISIP Untan), Irjen. Pol. Dr. S. Richard M Nainggolan SH., MM., MBA (Deputi Pencegahan BNN-RI), Dr. Titik Haryati, M.Ap., M.Pd. (DPP-ADI), dan Dwi Hartono (Guruku.com).(01)