Bogor, Sudut Pandang.id-Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo merumuskan langkah-langkah konkrit yang dapat dikerjakan bersama untuk menggali potensi pariwisata di Indonesia.
Pertama, kata Wamen Angela, mendukung pengembangan akses, amenitas, dan atraksi destinasi wisata baru, atau yang sering disebut sebagai 10 Bali baru dan seluruh ekosistemnya. Karena dengan pengembangan ini, opsi produk wisata semakin banyak sehingga bisa menargetkan semakin banyak wisatawan, dan kapasitas untuk bisa menerima lebih banyak lagi wisatawan akan meningkat.
“Selain itu, pengembangan ini akan menciptakan lapangan pekerjaan baru, dan meningkatkan ekonomi di berbagai daerah,” ujar Angela saat menjadi pembicara seminar sekaligus peluncuran Kampus Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan (IBIK) di Kota Bogor, Kamis (12/12/2019).
Kedua, lanjut Angela, peningkatan kualitas SDM selain melalui jalur formal, namun juga bisa dengan vtraining (reskilling/ upskillingocational ) yang bersertifikat internasional dan diakui oleh industri. “Namun tidak hanya kita meningkatkan kemampuan SDM dalam bidang teknologi, perkembangan digital ini bisa dimanfaatkan sebagai platform untuk training online,” ujarnya.
Ketiga, katanya, mendukung inisiatif sustainable development tourism atau pengembangan pariwisata berkelanjutan. Dalam hal ini, kata dia, ada banyak elemen di antaranya wish management, pengembangan energi, juga water management, inklusif terhadap komunitas kesetaraan gender, isu keamanan, dan banyak hal lainnya.
“Ini penting bagi kita, karena tanggung jawab bersama untuk melestarikan alam, budaya, aset kita agar bisa diwariskan ke generasi berikutnya. Selain itu, tren ke depan sustainable tourism salah satu alasan wisatawan berkunjung. Menurut sustainable travel report di 2018, 87 persen itu ingin sekali traveling sustainable. Walaupun kenyataan masih kurang 50% tapi keinginan itu ada. Di era digital ini , wisatawan dengan mudah mencari informasi tentang travel sustainable,” papar Angela.
Promosi Digital
Keempat, tambah Angela, berkaitan dengan citra promosi digital, salah satunya mikro targeting tepat sasaran. Ia mencontohkan, jika calon wisatawan menyukai aktivitas selam, promosinya harus tepat untuk para pencinta selam bukan hiking, begitu pula sebaliknya, dan ini bisa dilakukan melalui digital.
“Promosi yang tepat itu menggunakan 5 hal seperti platform yang tepat, target yang tepat, waktu yang tepat, frekuensi yang tepat dan message atau konten yang tepat. Khusus yang terakhir ini, ke depannya, dengan era digital, konten harus lebih personal, lebih menitikberatkan kepada pengalaman dan diiringi dengan call to action,” ujarnya.
Solusi kelima, masih menurut Angela, yakni mendukung kolaborasi antara pariwisata dan ekonomi kreatif yang harus saling mendukung. Jika melihat destinasi yang sudah matang di Eropa, ekonomi kreatif lebih sering menjadi poin utama.
“Ini perlu ditingkatkan. Di Bali sudah terjadi. Seperti wedding itu semua di dalamnya ada unsur ekonomi kreatif. Teknologi harus mendorong proses berbisnis, lalu ada satu aplikasi layanan fotografi, yang bisa menyediakan fotografer lokal dengan standar yang terjamin dan bisa di akses degan mudah, bayarnya juga online, jadi kalau mau foto-foto bisa menggunakan jasa fotografer setempat,”pungkasnya.(bmg)