JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Rapat kerja Komisi IX dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tentang pergeseran pagu alokasi Kementerian Kesehatan pada Selasa (22/3), sempat ditunda karena materi rapat. Sejumlah anggota Komisi IX tidak terima degan materi rapat yang disiapkan oleh Kementerian Kesehatan. Materi yang dibagikan Kemenkes dinilai tidak detail dan sulit dipahami.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Golkar, Dewi Asmara menilai, materi yang diberikan seperti ringkasan eksekutif. Sehingga sulit dipahami. Ia meminta Kemenkes tidak menyamakan cara pandangnya dengan anggota DPR dengan staf dan pegawainya.
“Kan ini rapat resmi, kemudian bahan itu kan ada persyaratan layaknya bahan, bukan executive summary mirip ke siapa gitu. Kita bahas anggaran masak cuma kayak eksekutif summary kayak gini. Rasa-rasanya juga nggak seperti ini kalau pemerintah memberikan bahan di Badan Anggaran,” kata Dewi dalam rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/3/2022).
“Jadi kita nggak bisa bahas seperti executive summary terus dianggap kita udah ngerti kayak pegawai, kita staf di Kemenkes. Nggak lah. Jadi saya minta kepada pimpinan kami keberatan seperti itu karena apa yang mau dibahas kalau nggak ada apa-apa kenapa ga detail,” tegasnya. Dewi pun meminta materi rapat tersebut segera diperbaiki.
Sedangkan, anggota Komisi IX Fraksi PAN Saleh Daulay mengkritik Kemenkes yang baru membagikan bahan rapat pada Senin malam. Padahal Kemenkes yang meminta diagendakan rapat jauh sebelum DPR memasuki masa reses. Apalagi rapat hari ini dinilai tidak perlu karena tidak ada banyak perubahan.
Saleh juga menyoroti jawaban Budi terkait agenda rapat pada hari ini. Saleh tidak puas dengan Budi karena dianggap tidak menjawab semua pertanyaan.
“Kesan saya dari jawaban Pak Menteri yang barusan saja tadi dijelaskan, ini sebetulnya ngga ada perubahaan ya kan. Substansi program sama. Lalu kenapa Pak Menteri minta ini rapat? Sudah nggak usah rapat saja, saya minta ditutup saja rapat ini,” ucap Saleh.
Saleh juga mengeluhkan materi rapat yang dinilai sulit dibaca anggota DPR karena tidak detail. Juga Kemenkes dinilai tidak terbuka karena paparannya hanya singkat.
“Ini kan soal angka. Kami ini kan bukan akuntan, kami ini hanya anggota DPR biasa yang baca ini gak seperti Pak Menteri membaca yang memang sudah orang keuangan,” ucap Saleh.
“Kenapa belum terbuka? Banyak informasi yang belum masuk di sini. Kalau modelnya kaya gini nih, satu lembar begini ini kan sebetulnya paparannya cuma satu lembar aja, agak susah saya memahami,” jelasnya.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi NasDem, Irma Suryani Chaniago, kemudian meminta rapat ditunda hingga pukul 13.00 atau 15.00. Sebab rapat dinilai tidak bisa dilanjutkan karena materi tidak lengkap.
“Saya kira itu. Kalau dilanjutkan ini juga gak ada manfaatnya orang kita gak bisa ngapa-ngapain kok. Jadi saya kira skors saja pimpinan. Biar nanti kita bisa enak saling enak lah ya, Pak Menteri enak, kita juga enak,” ucapnya.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris yang memimpin rapat setuju ditunda hingga pukul 13.00.
“Pak Menkes kita balik lagi jam 1 ya. Kita skors sampai pukul 13.00,” kata Charles.
Menkes Budi pun menjelaskan materi rapat yang dipermasalahkan oleh anggota DPR. Ia mengungkapkan tujuan rapat kerja hari ini.
“Memang acara hari ini kami mintakan waktu dari bapak ibu anggota dewan sebagai niat baik dari kami bahwa kami akan melakukan perubahan, bukan pergeseran anggaran ya pak, tapi karena ada perubahan struktur organisassi kita sehingga nanti anggarannya mengikuti mereka,” kata Budi.
“Programnya tetap sama seperti yang sudah disetujui oleh bapak ibu sekalian. Jadi tidak ada perubahan di level program, yang ada adalah perubahan dari struktur organisasi terutama yang di-trigger karena paling besar itu BRIN,” jelasnya.(red)