PASAMAN BARAT, SUDUTPANDANG.ID – Kanker payudara menjadi salah satu kasus kanker tertinggi di Indonesia, dan menjadi salah satu penyebab angka kematian tertinggi bagi wanita di dunia.
Hal itu dikatakan Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) Fitri Risnawanto ketika membuka pertemuan bulanan GOW di aula kantor Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Pasbar, Rabu (16/2).
Fitri mengatakan, muncul karena adanya pertumbuhan sel-sel yang tidak normal dan tidak terkontrol (sel kanker) di dalam payudara.
“Tanda kanker payudara yang paling khas adalah munculnya benjolan di payudara tanpa rasa nyeri,” ujarnya.
Ia menyebut benjolan yang muncul di payudara wanita yang dicurigai sebagai kanker umumnya memiliki tekstur padat, keras, memiliki batas tidak jelas, bisa menempel, dan permukaannya tidak rata.
“Benjolan ini pun biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri. Itulah sebabnya banyak wanita yang menganggap enteng saat benjolan ini muncul, karena tidak adanya rasa nyeri atau tidak berbahaya,” ungkap Ketua GOW ini.
Sebagai perempuan, sangat penting untuk mendeteksi kala ada benjolan di payudara.
“Dahulu kanker serviks yang ditakutkan, karena gencarnya penyuluhan, akhirnya berkurang. Sekarang kanker payudara yang paling ditakutin. Untuk itu, pendeteksi dini kanker payudara itu langkah yang paling jitu,” kata dr. Oktahermoniza.
Ia melanjutkan, cara mendeteksi kanker payudara adalah seperti mengetahui benjolan atau bengkak di ketiak, tulang dada atau tulang selangka nyeri dan tulang rentan patah.
“Bagi wanita yang usia 50 tahun harus waspada dan mendeteksi dini apakah ada benjolan atau tidak,kalau ada segera ke rumah sakit untuk ditanggulangi secepat mungkin,” pintanya.(ron)