JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID –Memasuki tahun 2025, untuk pertama kalinya IPC Terminal Petikemas/IPC TPK mengumumkan untuk melayani pelayaran perdana dari Jakarta menuju Djibouti.
Layanan ini pun resmi dibuka oleh Marsa Ocean Shipping LLC bernama ARX Service dengan kapal pengangkut MV Marsa Ivy yang berkapasitas 1.212 TEUs. Layanan baru ini menjadi penanda layanan Direct Service ke benua Afrika.
“IPC TPK sangat antusias dipercaya untuk melayani service baru yang diluncurkan oleh Marsa Ocean Shipping LLC. Apresiasi atas langkah inovatif perusahaan pelayaran dalam mendorong konektivitas perdagangan dengan membuka rute baru ke berbagai benua. Dari sisi terminal kami memastikan kesiapan sdm dan peralatan bongkar muat agar layanan dapat dilakukan dengan efisien,” ujar Pramestie Wulandary, Corporate Secretary
IPC TPK dikutip Jumat (31/1/2025).
MV Marsa Ivy memiliki LOA 167 meter, Beam 25 meter dan Draught 7,1 meter dengan rute surabaya-jakarta-Belawan-Djibouti-jedah. Kapal berbendera Panama ini tersebut sandar di Terminal Operasi 3 IPC TPK pada Sabtu, (25/1/2025).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh Indonesia Eximbank, ekspor Indonesia ke Afrika mengalami pertumbuhan stabil dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sekitar 9,47% dalam lima tahun terakhir. Lima negara tujuan utama ekspor Indonesia di Afrika meliputi Mesir (37%), Kamerun (7,3%), Djibouti (7%), Afrika Selatan (6,1%), dan Nigeria (5,5%).
Hal tersebut menunjukkan bahwa negara-negara Afrika menjadi tujuan ekspor yang memiliki peluang bisnis yang sangat Besar dengan hadirnya layanan baru tersebut mendorong peluang ekspor dan impor dari Indonesia ke Djibouti dan Jeddah serta membuka konektivitas ke pelabuhan-pelabuhan yang berada di kawasan Middle East seperti Sokhna, Aqaba dan Port Sudan.
“Harapannya dengan layanan baru ini dapat mendorong pertumbuhan ekspor-impor
Indonesia dengan negara-negara di Afrika yang sejalan dengan Kementerian
Perdagangan Republik Indonesia dalam mendorong kerja sama dengan negara-negara Afrika seperti Djibouti, Uganda, Somalia & Zanzibar.” tutup Pramestie.(PR/04)