Kawasan Hutan Jati di RPH Cepukan KPH Ngawi Terbakar

Petugas dari Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) berusaha memadamkan api dengan semprotan air saat terjadi kebakaran hutan di petak 82A2 Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Cepukan, Kedawak Utara, Ngawi, Jawa Timur, Kamis (20/7/2023). Sebanyak 18 anggota BKPH bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) diterjunkan untuk memadamkan api yang membakar hutan jati seluas kurang lebih 2 hektare tersebut. FOTO: dok.Ant

NGAWI, JATIM, SUDUTPANDANG.ID – Kawasan hutan jati di lingkup Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Cepukan, BKPH Kedawak Utara, KHP Ngawi, Jawa Timur, terbakar Kamis (20/7/2023)sore, dan api berhasil dipadamkan oleh petugas setelah beberapa jam kemudian.

“Informasi kebakaran hutan jati di RPH Cepukan tersebut kami terima sekitar pukul 15.10 WIB. Kebakaran itu diketahui saat petugas melakukan patroli rutin antisipasi gangguan kebakaran hutan dan lahan,” kata Kepala RPH Cepukan Sudarsono dalam keterangan di Ngawi, Kamis.

Kemenkumham Bali

Ia mengatakan bahwa kebakaran hutan jati di kawasan RPH Cepukan masuk Dusun Plen, Desa Kiyonten, Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi, tersebut terjadi sekitar pukul 15.10 WIB.

Saat itu terlihat titik api di petak 82a2. Selanjutnya petugas patroli melaporkan ke Asper atau KBKPH Kedawak Utara dan menghubungi personel RPH Cepukan untuk melakukan upaya pemadaman.

BACA JUGA  Salah Satu Pabrik Pusri Terbakar, Tak Ada Korban Jiwa

“Upaya pemadaman dilakukan dengan cara gepyok, parang, dan menggunakan alat semprot handsreyer. Petugas juga membuat ilaran (jalur batas) agar api tidak merambat,” katanya.

Saat pemadaman, petugas juga dibantu oleh warga sekitar yang tergabung dalam LMDH Hutan Makmur.

Dengan berbagai upaya tersebut, api berhasil dipadamkan sekitar pukul 16.35 WIB. Luas lahan hutan yang terbakar dalam kejadian tersebut mencapai 2 hektare.

Terkait taksiran kerugian akibat kebakaran, masih dalam perhitungan petugas. Adapun vegetasi hutan atau jenis tanaman yang terbakar adalah tanaman jati tahun penanaman 2002.

Selain itu, petugas juga masih mengumpulkan informasi terkait penyebab kebakaran.

Memasuki musim kemarau 2023, lanjutnya, petugas KPH Ngawi lebih intensif melakukan patroli rutin. Hal itu untuk mengantisipasi gangguan kebakaran hutan dan lahan.

BACA JUGA  Usai Menang Pra-Peradilan Atas KPK, Sahbirin Noor Mundur Sebagai Gubernur Kalsel

Saat patroli, biasanya timnya juga membuat ilaran dan sekatan. Sehingga, jika diketahui ada titik api, dapat segera dipadamkan dan tidak merambat ke daerah atau petak hutan lainnya, kata Sudarsono. (02/Ant)