Singkawang, SudutPandang.id-Anggota DPRD Kota Singkawang, Susi Wu mengaku tidak habis pikir dengan sikap Pemkot dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) serta pihak terkait lainnya yang belum terlihat untuk mengatasi persoalan munculnya buaya.
“Ini menyangkut keselamatan masyarakat, apa ada yang bisa menjamin buaya gak gigit orang, gak makan orang, dia (buaya) vegetarian kah?,” ujar Susi Wu, Sabtu (14/2/2020).
Susi mengungkapkan, sejak awal ia telah bersuara lantang mengenai ancaman keberadaan buaya di Sungai Singkawang. Bahkan, belum lama ini saat dirinya melakukan reses mendampingi DPRD Provinsi Kalbar di daerah Jalan Kalimantan.
“Saat itu, ditemukan ada tiga ekor buaya muncul di Gang Empat depan rumah warga. Bahkan turun ke tempat itu dimana warga sampai ke Pasar Turi masih mengeluh,” ungkapnya.
“Masalahnya, saya ini hanya legislator. Kalau saya eksekutor, saya yakin buaya itu gak sebebas itu berenang-renang. Ada warga yang bilang itu buaya Pekong gak gigit orang. Saya tantang dia, berenang sana jika memang yakin gak gigit orang,” tambah Susi.
Beberapa waktu lalu, ungkapnya, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie mengatakan akan mendatangkan obat bius untuk tembak buaya. Namun, sejak bulan Juli sampai sekarang belum ada kabarnya.
“Memang obat bius itu dikirim dari negara mana?” ucapnya.
Legislator Partai NasDem itu kembali mempertanyakan mengapa setelah melarang dirinya menangkap buaya karena sayembara yang dibuat tidak boleh, tetapi pihak terkait tidak ada tindakan sama sekali.
Begitu juga dengan BKSDA yang katanya menjadi kewenangannya, namun belum melakukan apa-apa.
“Mediasi menghasilkan mediasi, seharusnya realisasi yang kami mau. Jangan hanya klaim paling berhak tangkap buaya, tapi hasilnya mediasi lagi. Kalau sudah ada makan korban cari alasan lagi, mediasi lagi. Memang hebat BKSDA ini, Pemkot juga, tepuk tangan semua,” kata Susi.
“Apa sih yang menyebabkan tidak dilakukan, sementara buaya bisa memenuhi Sungai Singkawang?. Jadi nanti kalau makan korban siapa yang berani bertanggungjawab,” tanya Susi.
Mengganti Pukat Nelayan
Ia juga meminta pemerintah segera mengganti pukat nelayan yang rusak akibat terjerat buaya di Kelurahan Sedau agar bisa kembali melaut. Susi mengaku telah dihubungi warga tersebut dan meminta dibantu penggantian pukat yang rusak.
“Saya mau bantu, tapi jadi tidak bagus seolah-olah saya menyerobot pemerintah. Tapi, saya siap membantu mengganti pukat nelayan senilai sekitar Rp 3 juta tersebut jika pemerintah memang tidak melakukan penggantian,” tegasnya.
Sebelumnya, Rabu (12/2/2020) lalu, warga Singkawang heboh dengan tertangkapnya seekor buaya yang terjerat pukat milik warga di Kuala Sedau, Jalan Malindo Teluk Karang, Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan.
Terkait persoalan ini, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie, belum dapat dikonfirmasi atas munculnya buaya yang menghebohkan warga di kota berjuluk Seribu Kelenteng tersebut.(ar)