“Seru banget ternyata, ngetrennya lato-lato saat ini berdampak positif untuk anak anak. Tidak bisa kita pungkiri permainan ketangkasan ini, mengurangi kecanduan anak dengan permainan gawai.”
TRENGGALEK, SUDUTPANDANG.ID – Lato-lato permainan jadul yang kini jadi tren dan viral di Indonesia jadi ajang perlombaan. Seperti “Lato-lato Challenge” yang digelar Pasar Pon Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (13/1/2023).
Jumlah peserta lomba lato-lato yang diselenggarakan TP PKK Kabupaten Trenggalek ini membludak.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, SE., hadir untuk mendukung langsung peserta kompetisi ketangkasan tangan itu.
Penggiat perempuan, anak, disabilitas, dan kelompok rentan itu, tidak menyangka akan antusias masyarakat Trenggalek terhadap kompetesi lato-lato sangat luar biasa. Meski panitia (Pengelola Pujasera Pasar Pon Trenggalek) sempat membatasi jumlah peserta.
Perempuan energik yang juga Bunda PAUD Trenggalek itu merasa senang dengan adanya gelaran ini.
“Seru banget ternyata, ngetrennya lato-lato saat ini berdampak positif untuk anak anak. Tidak bisa kita pungkiri permainan ketangkasan ini, mengurangi kecanduan anak dengan permainan gawai,” ungkap Novita Hardini.
Menurutnya, lato-lato itu ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Karena melatih fokus, keseimbangan.
“Dan ini bagus melatih gerak motorik pada anak. Apalagi anak-anak dalam masa pertumbuhan,” imbuhnya.
Ia berharap kegiatan seperti ini bisa meningkatkan kreativitas pada anak.
“Prestasi itu tidak hanya yang ada di bangku sekolah saja, tetapi kreativitas di luar sekolah itu bisa menjadi peluang bagi masa depan mereka,” tutur istri Bupati Trenggalek itu.
Tercatat ada 100 peserta yang mendaftar secara online. Kemudian panitia akhirnya membuka kesempatan bagi pendaftar yang datang langsung ke lokasi.
“Kami mencoba mengakomodir peserta on the spot, kasihan karena sudah datang dan ingin berpartisipasi dalam kompetisi ini. Melihat antusias mereka tentunya perlu kita fasilitasi,” ungkap Rama salah satu penyelenggara, Jumat (13/1/2023) malam.
Ia menerangkan, “Challenge Lato-lato” itu terbagi ke dalam beberapa babak. Pada babak penyisihan, 10 orang dikompetisikan untuk bisa memainkan lato-lato paling lama. Dari 10 peserta ini di ambil 2 terbaik untuk masuk ke babak semi final.
“Dari babak semi final ini dipilih 5 terbaik, kemudian dikompetisikan kembali untuk dipilih 3 terbaik sebagai pemenang lomba. Umat, Sandi, Ahmad, tiga anak yang menjadi pemenang dalam challenge lato-lato,” terangnya.(bud/01)