Ketum PWI: Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 Disatukan Lagi Dengan HPN 2025

HPN
Ketua Umum Persatuan Warawan Indonesia (PWI) Pusat, Hendry Ch Bangun (kanan depan) saat rapat pada Sabtu (12/10/2024 di Jakarta, terkait lomba karya jurnalistik Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 yang semula akan dipisah dari peringatan Hari Pers Nasional (HPN) kembali disatukan dengan acara HPN Februari 2025. FOTO: HO-PWI Pusat

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Ketua Umum Persatuan Warawan Indonesia (PWI) Pusat, Hendry Ch Bangun mengatakan bahwa lomba karya jurnalistik Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 yang semula akan dipisah dari peringatan Hari Pers Nasional (HPN) kembali disatukan dengan acara HPN Februari 2025.

“Kegiatannya tetap berjalan sesuai dengan rencana,” katanya dalam taklimat media di Jakarta, Senin (14/10/2024).

Kemenkumham Bali

Pernyataan itu disampaikan Hendry dalam rapat pada Sabtu (12/10) dan ditegaskan bahwa sudah menjadi komitmen dirinya bahwa Anugerah Jurnalistik Adinegoro harus terselenggara dengan sukses.

“Tetap jalan, cuma waktunya kita gabungkan kembali dengan HPN 2025,” katanya.

Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 terbuka untuk semua wartawan Indonesia yang menerbitkan karyanya di media massa Indonesia pada kurun waktu 1 Januari 2024 sampai dengan 31 Desember 2024.

Ajang itu memperlombakan lima kriteria karya jurnalistik utama, yaitu: 1.Karya Jurnalistik Media Cetak; 2.Karya Jurnalistik Media Daring/Siber; 3.Karya Jurnalistik Media Video; 4.Karya Jurnalistik Media Audio; 5.Karya Jurnalistik Foto.

BACA JUGA  Akan Purna Tugas, Anies Baswedan Serahkan Anugerah Jurnalistik Mohamad Hoesni Thamrin Terakhir

Ia menjelaskan ada yang istimewa dalam Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 kali ini yakni mengajak pers kampus di Indonesia untuk meraih Penghargaan Khusus.

Penghargaan ini untuk menyambut gairah jurnalisme di kampus-kampus dan mendorong minat kaum milenial serta Generasi Z terhadap jurnalisme dan kepedulian terhadap kehidupan di sekitarnya.

Pemenang masing-masing kategori akan mendapat Piala Adinegoro dan penghargaan lainnya.

PWI Pusat juga untuk pertama kalinya mengundang karya dari jurnalisme masyarakat (citizen journalism) melalui unggahan di media sosial. Dua kategori itu memperebutkan Penghargaan Khusus dan hadiah uang.

“Agar gaung event Anugerah Adinegoro lebih bunyi dan tetap update mengikuti tren, PWI juga memberikan penghargaan khusus untuk pers kampus dan jurnalisme warga,” katanya.

Tema Anugerah Jurnalistik Adinegoro adalah Pers dan Demokrasi, sedangkan untuk pers kampus dan jurnalisme warga adalah Gen Z Peduli Jadi Warga Dunia.

BACA JUGA  Tingkatkan Sinergitas, PWI Jaya Usulkan Anugerah Jurnalistik Kodam Jaya

Peserta bisa mengirimkan karyanya mulai 1 Agustus hingga 31 Desember 2024 di https://s.id/ADINEGORO2024. Pengumuman pemenang akan diumukan pada pertengahan Januari 2025.

Kriteria

Kriteria Lomba Karya di mana peserta harus membuat karya jurnalistik mendalam (indepth news) yang memenuhi kriteria “Investigasi, Kolaborasi, dan Inovasi,” yang menitikberatkan pada karya jurnalistik investigatif yang inovatif dan kolaboratif.

Karya Jurnalistik Investigasi Kolaborasi Inovasi merujuk pada proyek jurnalistik yang melibatkan penyelidikan mendalam tentang sebuah isu atau topik, dilakukan secara kolaboratif oleh berbagai pihak, dan memanfaatkan inovasi dalam metodologi, teknologi, atau cara penyajian.

Karya ini bisa menggabungkan upaya dari beberapa jurnalis, outlet media, dan bisa pula menyertakan organisasi nonprofit atau akademisi untuk mengungkap fakta yang kompleks atau tersembunyi yang memiliki dampak sosial signifikan. Inovasi dapat berupa penggunaan alat data canggih, platform interaktif untuk menampilkan informasi, atau teknik penceritaan baru yang meningkatkan pengalaman audiens dan pemahaman terhadap topik yang diselidiki.

BACA JUGA  Anugerah Adinegoro Penghargaan Paling Bergengsi Jurnalistik Indonesia

Adapun karya jurnalistik pers kampus/mahasiswa lebih mengutamakan kepedulian Generasi Z menjadi warga dunia.

Hal ini sejalan dengan spirit Adinegoro yang awal kariernya dari kampus STOVIA, kemudian melanglang dunia untuk menceritakan satu semangat bahwa orang Indonesia bisa setara dengan warga dunia, demikian Hendry CH Bangun. (PR/02)