SUDUTPANDANG.ID – Gara-gara membeli telur melalui layanan jual beli di sosial media Facebook, malah ketipu
Rp 1,7 miliar.
Menurut laporan theindependent.sg, Nyonya Singh awalnya melihat iklan di Facebook tentang telur organik. Dia dan suaminya melakukan pemesanan pada 26 November.
Pemesanan tersebut mengarahkan mereka ke obrolan di WhatsApp. Mereka melakukan pemesanan dengan sosok yang disebut ‘Jason’. Pria ini diduga sebagai penjual telur tersebut.
Jason kemudian meminta pasangan itu untuk melakukan deposito atas 60 butir telur organik yang mereka pesan. Jason mengirimkan link untuk mengunduh aplikasi. Setelah aplikasi selesai diunduh, aplikasi itu kemudian menunjukkan halaman pembayaran yang mirip dengan sistem pembayaran UOB.
Mengetahui hal ini, Mr Singh pun masuk (log in) dengan akun bank UOB miliknya. Setelah membayar, awalnya tertulis transaksi gagal. Setelah dia memberi tahu ke Jason atas hal ini, Mr Singh berniat ingin membatalkan pesanannya saja. Namun, Jason mengungkap mereka akan mengirim telurnya langsung di hari yang sama.
Keesokan harinya, UOB menelepon kepada Mr Singh terkait transaksi di kartu kreditnya, yang sebenarnya Mr Singh tidak pernah melakukan lagi setelah tahu terjadi kegagalan transaksi. Namun, ketika Mr Singh mengecek kembali akun banknya, dia baru sadar jika semua uang di tabungan hilang begitu saja.
Aplikasi tersebut yang telah membuat uang dari empat akun bank dan kartu kredit terdaftar Mr Singh hangus begitu saja. Menurut laporan Channel News Asia, S$15,000 (Rp 1,7 miliar) transaksi dilakukan Mr Singh pada akun UOB, dan hampir S$30,000 (Rp 3,5 miliar) diambil dari akun DBS nya.
Mr Singh mengungkap dirinya tidak mendapat notifikasi, peringatan, atau kode OTP apapun dari akun banknya. Secara tiba-tiba, uang sebesar S$150,000 atau sekitar Rp 1,7 miliar hilang begitu saja.
Ini menjadi sebuah pukulan keras bagi keluarga Mr Singh. Ia pun menggambarkan reaksinya yang pada saat itu rasanya dia ingin menjadi zombie saja karena tidak tahu harus berbuat apa.
“Bank harus mengambil tanggung jawab, setidaknya sebagian tanggung jawab. Saya bukanlah orang yang mengambil uang tersebut dan memberikannya begitu saja kepada penipu. Saya bahkan tidak menyadari hal ini,” jelas Mr Singh kepada CNA, dikutip Sabtu (30/12/2023).
Sampai saat ini belum diketahui apakah Mr Singh mendapat bantuan atau pertanggung jawaban dari pihak bank, atau uang Rp 1,7 miliar milik Mr Singh dan keluarganya benar-benar hilang dicuri.
Masalah terkait aplikasi malware sebelumnya juga pernah terjadi. Korban sebelumnya mengunduh aplikasi yang dipenuhi malware dan membuat uangnya hilang sebesar S$99.800 atau sekitar 1.168.151.894,24 (06)
Sumber: detik.com