CHICAGO, SUDUTPANDANG.ID – Seiring berlanjutnya konflik antara Israel dan Hamas di Gaza, Palestina, harga emas berjangka pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) naik.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Mercantile Exchange ditutup menguat 1,4 dolar AS atau 0,07 persen menjadi 1.935,7 dolar AS per ounce.
Analis pasar menilai, sampai ada gencatan senjata atau berkurangnya ketegangan di Timur Tengah, emas mungkin akan terus berada di atas 1.900 dolar AS per ounce.
Presiden Fed, Richmond Tom Barkin mengatakan dalam pidatonya Selasa (17/10) bahwa ia meyakini ekonomi AS “berada jauh di jalur menuju normalisasi permintaan dibandingkan dengan apa yang sudah ditunjukkan oleh data-data”.
“Kami punya waktu untuk melihat apakah yang kami lakukan sudah cukup atau masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” katanya.
Ia mendukung keputusan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada September untuk mempertahankan suku bunga.
Sebagian besar pedagang memperkirakan Federal Reserve akan tetap mempertahankan suku bunga pada pertemuan 31 Oktober-1 November mendatang.
Data ekonomi yang dirilis pada Selasa (17/10) beragam.
Indeks keyakinan pembangun rumah National Association of Home Builders turun ke 40 pada Oktober dari revisi ke bawah 44 pada September, menandai penurunan kedua berturut-turut di bawah titik impas krusial 50 dan titik terendah sejak Januari.
Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel tumbuh 0,7 persen pada September, lebih dari dua kali estimasi ekonom dan mendekati peningkatan 0,8 persen pada Agustus.
The Federal Reserve melaporkan produksi industri AS naik 0,3 persen pada September. Peningkatan tersebut di atas ekspektasi pasar 0,1 persen.
Logam mulia lainnya, perak, untuk pengiriman Desember ditutup naik 25,9 sen atau 1,14 persen ke 23,024 dolar per ons. Sedangkan platinum untuk pengiriman Januari ditutup naik 6,8 dolar atau 0,76 persen ke 906,2 dolar AS per ons. (02/Ant)