Organisasi Petani-Pemerintah Mobilisasi Nasional Konsensus Gerakan Pertanian Keluarga

Kegiatan Pertanian Keluarga di Pesantren At-Thariq. FOTO: FAO Indonesia

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Berbagai organisasi petani dan instansi pemerintah di seluruh Tanah Air berkumpul di Jakarta melakukan mobilisasi nasional untuk Gerakan Petani Keluarga.

Dalam taklimat media yang diterima dari Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) di Jakarta, Minggu (12/6/2022), kegiatan itu telah dilaksanakan pada pertengahan Mei lalu.

Kegiatan yang diikuti sekitar 100 pegiat keluarga dari organisasi dan unsur pemerintah itu dilaksanakan melalui lokakarya “Diskusi Multipihak Rencana Aksi Nasional dan Rencana Strategis Nasional Pertanian Keluarga”.

Secara hybrid dimbahas pertanian keluarga sebagai salah satu prioritas nasional di Indonesia.

Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bappennas, Bapangnas dan pemangku kepentingan terkait lainnya berdiskusi dengan perwakilan organisasi petani dan FAO tentang bagaimana melangkah maju untuk menyelesaikan rancangan Rencana Aksi Nasional Pertanian Keluarga (RAN) dan kegiatan-kegiatan yang bersifat strategis.

BACA JUGA  Lebih 1 Juta Warga Gaza-Palestina Terancam Kelaparan, Sebut FAO

Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal menyatakan kebijakan yang efektif akan memperkuat pertanian keluarga untuk menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan saat ini.

“Karena itu, sangat penting untuk membangun dan memperkuat kebijakan, investasi, dan kerangka kelembagaan yang mendukung untuk pertanian keluarga di tingkat nasional dan sub-nasional,” katanya.

“Pertanian Keluarga harus dilaksanakan secara terpadu dengan tata kelola yang inklusif dan efektif berdasarkan data yang relevan secara geografis dan tepat waktu,” tambahnya.

Kementerian Pertanian telah mengambil inisiatif untuk mengimplementasikan Pertanian Keluarga “Pekarangan untuk Pangan Berkekanjutan” sebagai salah satu program inisiatif unggulan dalam pertanian keluarga di Indonesia.

Pertemuan tersebut menggerakkan sebuah konsensus lintas pihak untuk menjadikan pertanian keluarga sebagai sebuah prioritas nasional yang didukung oleh berbagai kementerian dan organisasi petani.

BACA JUGA  Sudin Dukcapil Jaktim Sebut Perubahan Data Jenis kelamin Dimungkinkan

Hasil dari diskusi akan memperkuat Rancangan Aksi Nasional Pertanian Keluarga dan Rencana Aksi Strategisnya.

Pertanian sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Pertanian menyumbang 14 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Sekitar 93 persen petani Indonesia adalah pertanian keluarga skala kecil, yang bercocok tanam di lahan sederhana dengan luas rata-rata 0,6 hektare.

Petani di Indonesia merupakan bagian penting dari petani Asia Pasifik yang 70 persennya merupakan pertanian keluarga. Pertanian keluarga menghasilkan 80 persen pangan di kawasan.

Majelis Umum PBB mencanangkan Dekade Pertanian Keluarga PBB 2019-2028 (UNDFF) sejak tahun 2017, sebagai kerangka kerja bagi negara-negara untuk mengembangkan kebijakan publik dan investasi untuk mendukung pertanian keluarga.

BACA JUGA  Masyarakat Pulau Simeulue-Aceh Dibantu Kementan Ribuan Bibit Durian

Dekade Pertanian Keluarga merupakan kesempatan yang sangat baik untuk berkontribusi dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan cara yang inklusif, kolaboratif, dan koheren. (Um)

Tinggalkan Balasan