Tri Indroyono

Pesan Tegas Megawati: Aparat TNI-Polri Jangan Intimidasi Rakyat

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat kampanye akbar pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar-Mahfud bertajuk "Salam Metal" di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (3/2/2024). FOTO: Youtube kompastv.com

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Pesan tegas agar aparat TNI dan Polri untuk tidak melakukan intimidasi terhadap rakyat, termasuk simpatisan partainya disampaikan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.

Dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Ahad (4/2/2024), pesan Presiden ke-5 RI itu ditegaskan Megawati saat kampanye akbar pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar-Mahfud “Salam Metal” di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (3/2).

Kemenkumham Bali

“Hei polisi, jangan lagi intimidasi rakyatku. Hei tentara, jangan lagi intimidasi rakyatku. PDI Perjuangan adalah partai sah di republik ini. Artinya, (PDI Perjuangan) diizinkan untuk mengikuti yang namanya pemilu, pemilihan umum langsung adalah hak rakyat, bukan kepunyaan kalian. Ingat!” katanya.

Ia geram dengan makin banyaknya intimidasi menjelang pencoblosan pemilihan umum (Pemilu) 2024, apalagi intimidasi ke rakyat dilakukan oleh oknum TNI, Polri, hingga aparatur sipil negara (ASN).

BACA JUGA  PWI Aceh-YARA Jalin Kerja Sama Beri Bantuan Hukum Pekerja Pers

Megawati yang pernah menjadi panglima tertinggi saat menjadi Presiden ke-5 itu menceritakan pengalamannya, di mama dirinya tidak pernah menggunakan kekuasaan mengerahkan TNI dan Polri untuk praktik-praktik yang mencederai demokrasi.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri geram dengan makin banyaknya intimidasi jelang pencoblosan pemilihan umum (Pemilu) 2024. Apalagi intimidasi ke rakyat dilakukan oleh oknum TNI, Polri, hingga aparatur sipil negara (ASN).

Putri Presiden pertama RI Soekarno itu mengatakan bahwa saat ini masyarakat Indonesia harus sadar terhadap upaya oleh segelintir pihak yang ingin melanggengkan kekuasaan.

“Bayangkan, kalian ini sebagai pewaris kemerdekaan ini, seharusnya harus tahu siapa pun orangnya, kalau merasa sebagai warga negara Indonesia, maka sebenarnya kita tidak boleh dipecah-pecah, hanya karena berkeinginan untuk melanggengkan kekuasaan,” katanya.

BACA JUGA  Kemenkumham Bali Tingkatkan Koordinasi Awasi Orang Asing Jelang Pemilu

Ia kembali mengingatkan bahwa siapa pun warga negara Indonesia memiliki derajat yang sama di mata hukum, sekali pun itu presiden.

“Kenapa? Kenapa? Karena perundangan kita itu melindungi seluruh rakyat Indonesia, di mana pun mereka berada. Apa dia presiden, apa dia menteri, apa dia namanya (anggota) TNI, Polri, dia adalah rakyat Indonesia,” katanya.

Ia juga menegaskan bahwa kekuasaan bukanlah sesuatu yang abadi, sebab rakyat-lah yang memiliki kewenangan untuk menentukan pemimpin periode berikutnya.

Walaupun tidak menyebutkan nama, Megawati mengingatkan pesan tersebut kepada presiden dan menteri.

“Ibu ini pengalamannya dibikin kaya gini sudah, udah dari sejak Bung Karno dijatuhkan. Jadi urusan yang gini-gini sudah jangan lagi dibikin, ini sudah merdeka yang namanya Republik Indonesia,” katanya.

BACA JUGA  Gaungkan Semangat Perubahan untuk Kota Kediri, Mbak Vinanda-Gus Qowim Diusung Koalisi Besar

“Apa dia Presiden? apa dia menteri? apa dia namanya TNI-Polri? dia adalah rakyat Indonesia, ingat!” kata Megawati. (Ant/02/berbagai sumber)