JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Cuaca ekstrim yang terjadi pada Periode Siaga Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 tidak menghentikan langkah PLN untuk mengamankan pasokan listrik.
Terbukti, dengan kesigapan dan upaya extraordinary yang dilakukan petugas PLN, ditambah kolaborasi yang baik dengan stakeholder menjadikan secara umum pelaksanaan kegiatan Natal dan Tahun Baru berjalan dengan baik dan aman, khususnya pada titik-titik prioritas penyelenggara Hari Natal Tahun 2022 dan Tahun Baru 2023.
Oleh karena itu, Darmawan Prasodjo menginformasikan, saat periode siaga Nataru, HOP PLTU Suralaya di Cilegon di atas 30 hari, HOP di PLTU Tanjung Jati di atas 22 hari. Kondisi ketersediaan batu bara sangat aman.
Tim PLN all-out juga didukung Pemerintah dan Stakeholder di industri batubara domestik bersinergi dan berkolaborasi untuk melakukan upaya-upaya memastikan ketersediaan energi primer terpenuhi.
“Alhamdulillah tahun ini hari operasi pembangkit sangat mencukupi, rata-rata HOP-nya lebih dari 20 hari. Dan ini menjadi HOP terbaik sepanjang sejarah,” ucap Darmawan Prasodjo dalam keterangan tertulisnya.
Selama periode siaga Nataru, skema-skema keandalan pada pola operasi sistem telah dijalankan, diantaranya penyiapan pembangkit fast response, melakukan Reserve Shutdown (RS) pada pembangkit PLTU Batubara, mengoperasikan pembangkit sesuai Technical Minimum Load (TML), menjalankan pola operasi keandalan dengan menjaga batasan transfer antar area dan peningkatan regional balance, serta pengaturan konfigurasi jaringan (operasi sirkuit tunggal).
Untuk pengamanan pasokan listrik, PLN telah mengupayakan kecukupan daya dan keandalan pada Pembangkit, Transmisi, khususnya Distribusi, dengan menyiapkan posko-posko pada venue utama penyelenggara kegiatan Natal dan Tahun Baru.
Posko dilengkapi dengan personil dan peralatan pendukung untuk menjamin pasokan listrik yang aman. Secara umum, kondisi kelistrikan sistem pada umumnya berstatus normal, cadangan daya lebih besar dari pada kapasitas pembangkit terbesar yang beroperasi.
Realisasi Beban Puncak Sistem Jawa, Madura, dan Bali pada saat Hari Natal sebesar 22.116 Megawatt, Daya Mampu Pasok 30.914 Megawatt (73,48%) & Cadangan Operasi 8.796 Megawatt (28,45%). Sedangkan pada saat Tahun Baru sebesar 20.471 Megawatt, Daya Mampu Pasok 29.881 Megawatt (71.03%) & Cadangan Operasi 9.407 Megawatt (31,48%).
Realisasi pemakaian energi primer untuk Energi Baru Terbarukan (EBT) pun meningkat dari tahun sebelumnya, hal ini sejalan dengan komitmen PLN untuk bertransformasi menuju energi bersih.
Persentase penggunaan EBT pada saat Hari Natal Tahun 2022 sebesar 11,84%, persentase ini naik sebanyak 1,67% dibanding persentase penggunaan EBT pada Hari Natal Tahun 2021.
Begitu pula pada saat Tahun Baru 2023, persentase penggunaan EBT adalah sebesar 13,44%, persentase ini naik sebanyak 3,86% dibanding persentase penggunaan EBT pada Tahun 2022.
Selain itu, selama periode siaga Nataru kali ini tidak terjadi ekskursi frekuensi. Rentang frekuensi pada saat Hari Natal terendah mencapai 49.914 Hz dan tertinggi mencapai 50.102 Hz, Sedangkan rentang frekuensi pada saat Tahun Baru terendah mencapai 49.927 Hz dan tertinggi mencapai 50.102 Hz.(PR/04)