Tri Indroyono

Santri Aksara Pinggir Beberkan Islam Rahmatan Lil’alamin di Depan Siswa Pangudi Luhur Servatius

Sebanyak 15 Santri Aksara Pinggir menjelaskan Islam yang rohmatan kilalamin kepada 500-an Siswa Multi Agama di SMA Pangudi Luhur Servatius, Kota Bekasi.

BEKASI, SUDUTPANDANG.ID – Sebanyak 15 Santri Aksara Pinggir menjelaskan Islam yang rohmatan kilalamin kepada 500-an Siswa Multi Agama di SMA Pangudi Luhur Servatius, Kota Bekasi.

Hal itu disampaikan pada acara seminar Kebhinekaan yang diselenggarakan SMA tersebut pada Jum’at (15/12) Pagi.

Kemenkumham Bali

Sebelum itu, Heriyono Tarjono, selaku Pengasuh Pesantren Aksara Pinggir telah membekali mereka tentang Wawasan Kebangsaan dan Islam secara universal.

Setelah itu ke -15 Santri Aksara Pinggir menyebarkan pemahaman Islam ke Siswa SMA yang terbagi dalam 15 kelompok.

Adi Riwanto, Santri Aksara Pinggir menyampaikan bahwa Islam itu tidak menakutkan seperti yang digemborkan negara barat itu.

Dia mengatakan jika Islam itu asyik. Dia menyontohkan saat membantu sesama di jalan.

“Bagaimana tidak asyik, kita walaupun mayoritas di Indonesia, ketika mau membantu seseorang yang bannya bocor dijalan misalnya, tidak peduli dia Islam enggak, ya otomatis kita bantu, Islamophobia itu jangan kalian percayai, propaganda barat itu,” terang Sarjana Hukum Universitas Bhayangkara Jakarta ini dihadapan kelompoknya yang mayoritas Katolik.

BACA JUGA  SMSI dan KPU Jaktim Sepakat Sinergi Lawan Informasi Hoaks

Tidak mau kalah, Syarif Ramadhan juga menyampaikan, Islam itu bisa di logika, tidak dogma-dogma belaka.

Dia menyontohkan perintah puasa, setelah diteliti melalui medis nyatanya bagus untuk kesehatan pencernaan.

“Belum lagi zakat yang terbukti menyemaikan kepedulian sosial,” terang Lulusan Pesantren Lirboyo Al-Mahrusiyah ini.

Terdapat pula sesi tanya jawab dan tukar pengalaman santri aksara tatkala menghadapi keberagaman.

Di antara santri dan siswa ini terdapat hal yang lebih tinggi dari toleransi, yaitu Harmoni. Hal ini tampak dari rona wajah mereka, meskipun yang dibahas dan dibicarakan adalah topik yang sensitif, namun berjalan dengan asyik dan menarik tanpa ada ketegangan apalagi kerenggangan baik dari santri maupun siswa SMA Pangudi Luhur ini.

BACA JUGA  OBITUARI - Wartawan Peduli Pendidikan Berpulang, Selamat Jalan Bung Hermansjah

Bahkan ketika salah satu kelompok siswa ditanya apa yang menjadi halangan ketika bertemu dengan orang berbeda, satu kelompok yang diwakili ketuanya itu menjawab.

“Tidak ada halangan maupun masalah ketika kami bertemu orang yang berbeda agama, karena kami sama-sama manusia, meskipun toh beda kepercayaan,” ujar mereka.

Hal ini cukup menjadi jawaban mengapa saat ini Kota Bekasi menjadi kota oaling toleran nomor tiga di Indonesia.

Eko Praptanto, salah satu jemaat Gereja Katolik Santo Servatius yang juga menjadi salah satu nara sumber dalam kegiatan tersebut menyampaikan semua tidak perlu takut dan aneh untuk berinteraksi dengan mereka yang berbeda, karena perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Hal itu sesuai dengan konsep ajaran sosial gereja yang diyakini oleh masyarakat katolik.

Di akhir sesi, Bruder Yosep Anton Utmiyadi, Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur II Servasius Bekasi menyampaikan terimakasi kepada santri Aksara Pinggir.

BACA JUGA  Petugas PPSU Penganiaya Pacar Jadi Tersangka

Sebagai kenang-kenangan, Heriyono Tardjono dari pihak Aksara Pinggir memberikan kenang-kenangan berupa batik Kawung, batik simbol kerukunan.

Diketahui, Aksara Pinggir merupakan Pesantren diinisiasi pendiriannya oleh Dr.H. Heryono Tardjono pada 2021, beralamat di Kampung Sawah, Kota Bekasi.

Santrinya dihuni dari berbagai latar belakang, mulai dari SD hingga S2, serta berangkat dari berbagai daerah di Indonesia. (05)