KUPANG-NTT, SUDUTPANDANG.ID – Dua gunung api di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Gunung Api Lewotobi Perempuan dan Lewotobi Laki-Laki telah naik dari level I atau Normal ke level II atau Waspada sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau pendaki untuk tidak melakukan aktivitas atau berada dalam radius dua kilo meter dari pusat kawah gunung.
Kenaikan status itu, menurut Kepala Balai Pemantau Gunung Api dan Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Nusa Tenggara, Zakarias Raja, saat dihubungi dari Kabupaten Nagekeo, Senin (18/12/2023) dipengaruhi adanya peningkatan aktivitas magma yang ditunjukkan dengan naik frekuensi gempa vulkanik yang cukup signifikan.
“Kami imbau pendaki untuk tidak mendaki ke kawah gunung atau beraktivitas hingga dua kilometer dari kawah gunung,” katanya.
Dari evaluasi hingga tanggal 17 Desember 2023, kata dia, ada gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal disertai munculnya gempa-gempa Tornilo yang mengindikasikan adanya pergerakan fluida.
Atas kondisi itu, pihaknya berpesan agar masyarakat terutama pendaki untuk tidak mendekati kawah yang berada di puncak gunung.
Hal itu, kata dia, agar masyarakat dijauhkan dari potensi bahaya erupsi berupa abu vulkanik, awan panas, serta gas beracun yang keluar
Menjauhi gunung api dengan radius dua kilo meter, katanya, adalah mitigasi yang harus dilakukan saat ini ketika gunung berstatus level II Waspada untuk menghindarkan diri dari bahaya.
“Kita bisa mengetahui pergerakan magma dari sumber magma melalui frekuensi gempa vulkanik namun kecepatan pergerakan magma yang secara tiba-tiba di perut bumi sangat susah diantisipasi, sehingga kalau tiba-tiba erupsi maka susah untuk menghindar,” katanya.
Dengan naiknya status gunung api itu, kini jumlah gunung api dengan level Waspada di NTT berjumlah empat gunung api yakni Ile Lewotolok di Lembata, Inielika di Ngada, serta Lewotobi Perempuan dan Laki-laki di Flores Timur.
Meski telah naik status, namun dia tetap mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mempercayai isu yang tidak jelas sumbernya.
Tingkat aktivitas gunung api pun akan dievaluasi secara berkala apabila terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, kata Zakarias Raja. (02/Ant)