“Kalau soal ekonomi, ya pastinya semua terdampak, semua butuh uang tentunya, tapi kalau kita sakit kan bisa repot, kita ikuti saja aturan, jangan hanya bisanya mengeluh.”
JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Vaksinasi dan protokol kesehatan (prokes) telah menjadi “senjata” dalam menghadapi Covid-19. Kesadaran masyarakat mengikuti vaksinasi terus meningkat. Sentra layanan vaksinasi juga mudah ditemui. Selain di Puskesmas, banyak pihak yang menyelenggarakan vaksinasi, bahkan melalui layanan drive thrue di rest area jalan tol.
Namun di balik meningkatnya jumlah masyarakat sudah divaksin, masih ada yang menganggap jika telah disuntik vaksin bisa bebas tanpa protokol kesehatan. Selain itu, ada yang hanya ingin mendapat kartu vaksin untuk mempermudah akses seperti masuk pusat perbelanjaan.
“Biar bisa kemana-mana gampang aja Bang, kalau udah dapet kartu vaksin, makanya saya mau divaksin,” kata Ranto, petugas parkir di sebuah mini market di bilangan Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (28/9/2021).
Ia mengaku badan demam dan pegal usai divaksin, setelah beberapa hari baru normal lagi.
“Sempat nyesel sih karena demam, tapi alhamdulillah sekarang udah bae lagi, namun kata tetangga saya itu hanya reaksi sebentar saja,” ungkap pria yang mengaku tinggal di Tanah Sereal ini.
Ranto juga bercerita beranggapan setelah divaksin akan “kebal” tidak akan terpapar virus corona. Ia pun sempat mengabaikan protokol kesehatan, khususnya memakai masker.
“Jadi masker hanya menempel saja di leher, bahkan banyak dilepasnya, tapi apes saya Bang terjaring razia Satpol PP di Tamansari,” ungkapnya.
Ia pun langsung dikenakan sanksi menyapu jalan dan memakai rompi, karena terbukti melanggar protokol kesehatan.
“Malu juga disuruh nyapu di jalan pakai rompi, saya lupa masker saya kantongin,” katanya.
Tak hanya dikenakan sanksi sosial, ia juga diedukasi soal pentingnya protokol kesehatan oleh petugas Satpol PP hingga dirinya paham bahwa setelah divaksin tidak lantas bebas melepas masker.
“Sekarang saya sudah paham Bang, ternyata vaksinasi itu penting, tapi tetap harus wajib prokes, kalau sudah divaksin jika terpapar bisa sembuh, beda sama yang belum divaksin,” ujar Ranto.
Karena tidak ingin terpapar virus corona, ia pun selalu memakai masker dengan benar, terlebih pekerjaannya sebagai juru parkir yang banyak bertemu dengan banyak orang.
Patuhi Aturan Pemerintah
Hal berbeda diungkapkan Irfan yang mengaku mau divaksin karena memang sejak awal menilainya hal penting di masa pandemi. Menurutnya, sebagai masyarakat harus mendukung upaya penanganan Covid-19 yang terus gencar dilakukan pemerintah.
“Sebagai warga negara yang baik, kita harus taat aturan, begitu juga soal penanganan Covid-19, pemerintah berjuang demi rakyatnya, melindungi rakyat, salah satunya melalui program percepatan vaksinasi, masa kita gak tau terima kasih sih,” kata pegawai swasta asal Petojo Utara, Jakarta Pusat ini.
Sejak awal, lanjutnya, ia bersama keluarga selalu mematuhi aturan pemerintah soal penanganan Covid-19. Baginya kesehatan adalah hal utama yang harus dijaga dengan baik.
“Kalau soal ekonomi, ya pastinya semua terdampak, semua butuh uang tentunya, tapi kalau kita sakit kan bisa repot, kita ikuti saja aturan, jangan hanya bisanya mengeluh,” kata Irvan, yang mengaku berjualan secara online saat harus menjalani work from home (WFH).
Menyikapi persoalan pentingnya vaksinasi dan protokol kesehatan, tentunya harus terus dilakukan edukasi ke masyarakat bahwa vaksin bukan hanya mengejar syarat hanya sekadar bisa masuk Mall. Namun, vaksinasi adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh agar tidak mudah terpapar virus Covid-19 yang telah banyak memakan korban jiwa.
Protokol kesehatan harus tetap menjadi pedoman dalam perilaku kehidupan sehari-hari di masa pendemi. Meski Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di DKI Jakarta telah turun level, prokes tetap wajib diterapkan. Salam sehat..!(say)