Serangan Zionis Israel di Kamp Pengungsi Rafah-Gaza Dikutuk Sekjen PBB

Rafah
Api berkobar di area kamp yang dihuni pengungsi di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, Palestina usai serangan brutal Israel yang menewaskan sedikitnya 30 orang pada Ahad (26/5/2024). FOTO Sumber: Inilah.com/Reuters

MOSKOW, SUDUTPANDANG.ID – Serangan zionis Israel terhadap kamp pengungsi di Kota Rafah, Jalur Gaza, Palestina dikutuk oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres.

Menurut laporan Kantor Berita “Sputnik” dan OANA yang dikutip dari ANTARA di Jakarta, Rabu (29/5/2024) disebutkan kutukan Guteres itu disampaikan melalui akun media sosial X pada Senin (27/5).

Kemenkumham Bali

Tentara zionis Israel menyerang kamp di timur laut Rafah pada Ahad (26/5).

“Saya mengutuk tindakan Israel yang menewaskan puluhan warga sipil tak berdosa yang hanya mencari perlindungan dari konflik mematikan ini,” katanya.

Ia menambahkan bahwa sudah tidak ada tempat yang aman di Gaza, dan meminta diakhirinya kengerian tersebut.

Dinas Pertahanan Sipil Palestina mengatakan sedikitnya 40 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Pada Senin (27/5), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan udara di kamp pengungsi itu sebagai insiden tragis, dan menambahkan penyelidikan terhadap kejadian tersebut sedang berlangsung.

Mahkamah Internasional pada Jumat (24/5) memerintahkan Israel menghentikan operasi militernya di Rafah.

Ketua Hakim Mahkamah Internasional, Nawaf Salam mengatakan Israel harus memastikan akses tanpa hambatan ke wilayah tersebut untuk misi yang menyelidiki tuduhan genosida, serta untuk bantuan kemanusiaan.

BACA JUGA  ICMI Apresiasi Presiden Jokowi yang Konsisten Bela Palestina

Hamas tolak berunding

Sementara itu atas serangan keji itu, Kantor Berita “Xinhua” melaporkan bahwa gerakan perjuangan Islam Hamas menyatakan kepada mediator bahwa pihaknya tidak akan berpartisipasi dalam perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza atau kesepakatan pertukaran tahanan, usai serangan Israel di Rafah, kota paling selatan di Gaza, pada Ahad (26/5).

Sikap itu disampaikan seorang sumber Hamas pada Senin (27/5).

Sumber itu mengatakan kepada Xinhua bahwa keputusan tersebut diambil sebagai respons terhadap serangan militer Israel ke tenda-tenda pengungsi di wilayah Rafah barat laut.

Serangan Israel tersebut menyebabkan puluhan orang tewas dan terluka.

Sumber itu juga menuturkan bahwa pimpinan Hamas belum menerima pemberitahuan resmi dari mediator di Mesir atau Qatar mengenai dimulainya kembali perundingan.

Sedikitnya 45 warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita, tewas dalam serangan udara Israel terhadap tenda-tenda pengungsi di dekat Kota Rafah, ungkap otoritas kesehatan Gaza melalui pernyataan pers pada Senin (27/5).

BACA JUGA  Rizky Febian dan Tantri Kotak Dipercaya Jadi Juri Gimme The Mic

Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Beirut pada Senin (27/5) bahwa Israel tidak akan menerima para sandera “kecuali sesuai dengan persyaratan yang kami sampaikan kepada para mediator.”

Hamdan menambahkan bahwa persyaratan Hamas untuk mencapai kesepakatan, termasuk gencatan senjata permanen, tidak berubah.

Prajurit Mesir tewas

Sedangkan “Sputnik”, mengutip laporan dari radio Israel Kan pada Senin (27/5) dari Tel Aviv menyebutkan seorang prajurit Mesir tewas dalam baku tembak dengan pasukan Israel di penyeberangan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza.

Penyebab penembakan tidak disebutkan dan tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan dalam pemberitaan tersebut.

Portal berita Israel Ynet melaporkan tidak ada korban jiwa di antara prajurit angkatan bersenjata Israel (IDF) akibat dari baku tembak tersebut.

Beberapa waktu kemudian masih pada hari yang sama, angkatan bersenjata Mesir mengonfirmasi kematian seorang tentara Mesir dalam insiden bersenjata dengan pasukan Israel.

BACA JUGA  Sekjen PBB Ngeluh Ratusan Stafnya Tewas Perang Israel-Palestina

“Angkatan bersenjata Mesir, dengan bantuan otoritas terkait, sedang melakukan penyelidikan atas insiden penembakan di wilayah perbatasan Rafah, yang menewaskan orang yang bertanggung jawab atas keamanan,” kata juru bicara militer Mesir, Kolonel Abdel-Hafez Gharib dalam sebuah pernyataan.

Sebagaimana diwartakan, Israel mengirim pasukan ke Kota Rafah pada 7 Mei, tujuh bulan setelah serangan Hamas di wilayah Israel yang memicu eskalasi konflik terburuk di Jalur Gaza dalam beberapa dekade.

Kabinet perang Israel berjanji untuk memperluas operasi di daerah Rafah tersebut sampai mencapai tujuan yang dinyatakan untuk melenyapkan semua pejuang Hamas. (Ant/02)