Untuk Perbaikan Rajungan Madura, OSF-MSC Hibahkan Pendanaan Rp1 Miliar Pada APRI

Rajungan
Pendataan dilakukan oleh nelayan untuk mendukung perbaikan perikanan rajungan di Madura, Jawa Timur menuju keberlanjutan yang didukung oleh organisasi nirlaba internasional yang menetapkan standar berbasis sains yang diakui secara global untuk penangkapan ikan berkelanjutan dan rantai pasokan makanan laut Marine Stewardship Council (MSC). FOTO: HO-www.msc.org

BOGOR-JABAR, SUDUTPANDANG.ID – Organisasi nirlaba internasional yang menetapkan standar berbasis sains yang diakui secara global untuk penangkapan ikan berkelanjutan dan rantai pasokan makanan laut Marine Stewardship Council (MSC) memberikan pendanaan hibah penelitian Ocean Stewardship Fund (OSF) tahap kedua untuk program perbaikan perikanan di Madura, Jawa Timur pada 2024 sebesar 49,976 poundsterling atau setara Rp1.017.467,85.

Melalui taklimat media yang diterima Sudutpandang.id di Bogor, Jawa Barat, Senin (14/10/2024), Direktur Program MSC untuk Indonesia Hirmen Syofyanto menjelaskan bahwa pendanaan itu bertujuan untuk melanjutan upaya perbaikan perikanan terutama kepatuhan terhadap regulasi strategi penangkapan rajungan.

Kemenkumham Bali

Melalui Senior Commercial Communication Officer, MSC Indonesia, Usmawati Anggita, ia menyatakan bahwa MSC secara resmi mengumumkan sebanyak 32 hibah baru melalui OSF untuk mendukung proyek-proyek dari Indonesia, India, Meksiko, Selandia Baru, Nikaragua, dan Peru.

Disebutkan bahwa terdapat total sebanyak 144 proyek terlibat dengan 14 perikanan dan peneilitian mahasiswa Indonesia.

Sejak tahun 2021, 14 proyek Indonesia berhasil memenuhi prasyarat dan mendapatkan pendanaan OSF, terdiri atas delapan perbaikan perikanan dan enam mahasiswa pascasarjana untuk penelitian.

BACA JUGA  3 WNA Ditangkap, Vila Diduga Pabrik Narkoba di Bali Digrebek Bareskrim

Perbaikan perikanan yang telah bergerak menuju keberlanjutan dan memenuhi syarat pendanaan OSF akan menggunakan dana sesuai dengan fokus perbaikan masing-masing

Sejak OSF didirikan pada tahun 2018, telah menerbitkan lebih dari 140 hibah dengan total sebesar 6 juta dolar AS atau sekitar 5,25 juta poundsterling untuk menghasilkan perubahan yang berkelanjutan.

Hal ini, katanya, telah mendukung berbagai proyek yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan stok, mengelola tingkat penangkapan dengan hati-hati, dan melindungi lingkungan laut.

Untuk kelima kalinya, MSC memanfaatkan 5 persen royalti dari penjualan makanan laut berkelanjutan berlabel MSC untuk mempercepat perkembangan keberlanjutan perikanan di seluruh dunia melalui program OSF.

 

APRI
Ketua APRI Ir Kuncoro Catur Nugroho (tiga dari kiri) menebar benih rajungan untuk “restocking” di alam bebas perairan Paciran, Lamongan, Jatim atau di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 712 pada Ahad (2/4/2023). FOTO: HO-APRI

Disebutka pula bahwa di tengah kekhawatiran global tentang menurunnya keanekaragaman hayati laut, hibah sejalan dengan tujuan MSC untuk melindungi keanekaragaman hayati di laut, yang akan membantu perikanan yang tidak bersertifikat MSC melakukan perbaikan lingkungan termasuk meminimalkan kerusakan pada satwa liar dan ekosistem.

BACA JUGA  Beruntung Sanksi FIFA Tahun 2015 Silam Tak Terulang

Direktur Penelitian MSC, Dr Beth Polidoro mengatakan bahwa OSF adalah instrumen yang luar biasa untuk mendukung para ilmuwan di awal karier mereka untuk menguji hipotesis dan membuat penemuan baru.

Menurut dia lingkungan laut berubah secara signifikan di seluruh dunia dan perikanan harus terus beradaptasi.

Mendukung inisiatif untuk perbaikan data dan solusi yang diinformasikan oleh sains, katanya, sangat penting untuk mengatasi tantangan ini.

“Ilmuwan dan nelayan dapat belajar banyak dari satu sama lain. Ocean Stewardship Fund memfasilitasi kolaborasi ini untuk mendorong inovasi dan kemajuan yang diperlukan untuk melestarikan sumber daya laut kita yang berharga,” katanya.

Sedangkan CEO MSC, Rupert Howes menyampaikan selamat kepada semua penerima OSF 2024 ini.

“Fokus kami pada keanekaragaman hayati laut akan membantu mendorong pemahaman ilmiah tentang bagaimana perbaikan dapat dilakukan dalam praktik penangkapan ikan untuk meminimalkan dampak ekosistem,” katanya.

Tanpa ragu, kata dia, upaya kolektif yang dilakukan pihaknya turut membantu memastikan lautan tetap produktif dan tangguh dalam menghadapi tekanan serta tuntutan yang terus meningkat, namun masih banyak lagi yang harus dilakukan dan mendesak agar bisa mewujudkan Tujuan Pembangunan Strategis PBB (MDGs) pada tahun 2030.

BACA JUGA  RKUHP Resmi Disahkan Meski Masih Ada Penolakan

“Dengan populasi global yang terus bertumbuh, laut akan menjadi semakin penting bagi komunitas yang bergantung padanya baik sebagai sumber pendapatan, nutrisi dan pangan akuatik yang sehat. Ocean Stewardhsip Fund mendorong inovasi dan kemajuan yang dibutuhkan, demi merawat potensi sumberdaya lautan kita,” kata Rupert Howes. (PR/02)