IBM Asmi Gelar Webinar Perempuan Berani Berkarya dalam Politik

IBM ASMI Gelar Webinar Perempuan Berani Berkarya dalam Politik
Fachrizah Fauziah,S.S. (kiri) Deety Mambo, STh. (kedua kiri) Dr. Larasati, SPd., MSi (tengah).Tasya Krisnadi, BSc (kedua kanan), dan Desy Natalia, S.H.(kanan).(Foto:Foto:IBM ASMI)

“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang peranan perempuan menjadi pemimpin di pemerintahan dan berperan aktif di bidang politik.”

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Institut Bisnis dan Multimedia (IBM) Asmi Jakarta, Magister Manajemen Konsentrasi Kepemimpin Perempuan, mengadakan webinar bertajuk “Kontribusi Kepemimpinan Perempuan Menuju Indonesia Emas” dengan sub tema: “Perempuan Berani Berkarya dalam Politik”.

Kemenkumham Bali

Acara yang berlangsung secara daring ini, menghadirkan para narasumber kompeten di bidangnya, antara lain Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) RI, Dr. (HC) R.Ay. Putri Kus Wisnu Wardani M.B.A., Anggota DPR-RI, Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo, dan pakar politik dan aktivis perempuan Chusnul Mar’iyah Ph.D.

Acara resmi dibuka Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Gideon (YLPG), Angelica Tengker didampingi Rektor IBM Asmi, Dr. Ir. Benny Ranti, MSc., Dosen Pengampu, Dr. Ir. Alfred Inkiriwang, MSi., dan Dr. Larasati, SPd., M.Si.

Acara yang dihadiri berbagai kalangan akademisi, mahasiswa, serta perwakilan komunitas perempuan ini dipandu Fachrizah Fauziah, SS., dengan moderator Deety Mambo, STh. Hadir juga Trisya Suherman SE (Penanggap 1), Tasya Krisnadi, BSc (Penanggap 2) dan Desy Natalia, SH (Penanggap 3).

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang peranan perempuan menjadi pemimpin di pemerintahan dan berperan aktif di bidang politik.

Dalam paparannya, R.Ay. Putri Kus Wisnu Wardani, menekankan arti penting kesuksesan perempuan berdasarkan 4B yakni, Brain, Beauty, Behavior dan Brave. Selain cantik, menurutnya, perempuan juga harus cerdas, bertingkah laku baik dan berani.

Selanjutnya Rahayu Saraswati, menyampaikan harapannya agar partisipasi perempuan tidak sebatas mengisi kuota 30 persen.

“Diharapkan jangan hanya sebagai pelengkap kuota saja, yang diperlukan adalah perempuan yang berkualitas dan bukan hanya kuantitas, perempuan juga harus berani berkarya, dan mampu beradaptasi di dunia politik,” kata legislator Fraksi Partai Gerindra itu.

Sementara itu, pakar politik dan aktivis perempuan Chusnul Mar’iyah mengungkapkan terkait berbagai hambatan dan tantangan perempuan. Kendala dalam politik, antara lain sistem pemilu, dan sistem kepartaian. Kemudian bidang ekonomi yakni Feminisation of Poverty. Selanjutnya, ideologi dan psikologi yaitu interpretasi budaya dan agama, peran media, dan kurang percaya diri perempuan.

Selain paparan dari para pakar, Mahasiswi S2 Kepemimpinan ASMI juga diminta menanggapi paparan dari masing masing narasumber.

Melalui webinar ini diharapkan, perempuan Indonesia akan lebih percaya diri dan berani untuk bersuara, sehingga mampu menjadi pemimpin sesuai keunggulan di bidangnya masing-masing.(PR/01)

BACA JUGA  Alhamdulillah, Mendag Lakukan 'Ground Breaking' Mathla'ul Anwar Boarding School