Pemkab Malang: Korban Kanjuruhan yang Alami Keluhan Segera ke Rumah Sakit

Pemkab Malang
Ilustrasi - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, di Kabupaten Malang, Jawa Timur

MALANG, SUDUTPANDANG.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang meminta para korban tragedi Kanjuruhan yang masih memiliki sejumlah keluhan kesehatan untuk bisa segera mendatangi rumah sakit rujukan yang telah disiapkan untuk mendapat pengobatan.

Bupati Malang M Sanusi, mengatakan, ada dua rumah sakit yang bisa menjadi rujukan para korban tragedi Kanjuruhan, yakni RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang dan RSUD Saiful Anwar Kota Malang.

Kemenkumham Bali

“Untuk yang mengalami patah tulang, atau sekarang masih merasakan sakit dan tidak enak badan bisa dirujuk ke rumah sakit,” kata Sanusi, Rabu (12/10/2022).

Sanusi menjelaskan, untuk biaya perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, seluruhnya akan ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Malang. Sementara untuk di RSUD Saiful Anwar, akan sepenuhnya ditanggung Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Menurut dia, jika ada masyarakat yang masih mengalami sejumlah keluhan kesehatan akibat terdampak tragedi Kanjuruhan agar segera melapor kepada RT, RW atau kepala desa agar bisa segera dirujuk ke rumah sakit.

“Bisa melalui RT, RW atau kepala desa agar segera bisa dirujuk ke Kanjuruhan untuk yang berdomisili di Kabupaten Malang, dan yang di Kota Malang, bisa ke Saiful Anwar,” katanya.

Ia menambahkan, saat ini Pemerintah Kabupaten Malang saat ini fokus pada penanganan korban akibat tragedi Kanjuruhan tersebut. Ada tiga fokus penanganan yang disiapkan adalah penanganan trauma mata, trauma fisik dan trauma psikologis.

“Korban tragedi Kanjuruhan semua harus ditangani. Kita harus segera bertindak cepat untuk menangani korban dan semua pengobatan gratis dari pemerintah,” ujarnya.

Pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Akibat kejadian itu, sebanyak 132 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.(red/ant)

Tinggalkan Balasan