Desa Wisata di Nagekeo-NTT Dibantu Kemendes PDTT Rp300 Juta

Bangunan balai wisata yang sedang dikerjakan dengan bantuan Kemendes PDTT di Kampung Adat Tutubhada, Desa Rendu Tutubhada, Kabupaten Nagekeo, NTT, Selasa (1/11/2022). FOTO:dok.Ant

LABUHAN BAJO, NTT, SUDUTPANDANG.ID – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) memberikan bantuan dana sebesar Rp300 juta bagi pengembangan obyek wisata di Desa Wisata Rendu Tutubhada, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Pemberian bantuan untuk pengembangan obyek wisata itu permintaan dari desa yang memiliki obyek wisata dalam bentuk proposal ke kementerian,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Nagekeo, Sales Ujang Dekresano ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Selasa (1/11/2022).

Kemenkumham Bali

Ia menjelaskan berdasarkan usulan proposal yang dikirim oleh desa, tim Kemendes PDTT melakukan verifikasi langsung ke lokasi. Setelah itu, proses berlanjut pada penandatangan perjanjian kerja sama di Jakarta beberapa waktu lalu.

BACA JUGA  Ciputra Tutup Usia di Singapura

Dekresano mengatakan bantuan dana Rp300 juta itu diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan pariwisata untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa.

Menurutnya infrastruktur dasar menjadi prioritas untuk mengembangkan sebuah daya tarik wisata dalam desa wisata.

Bantuan Kemendes PDTT itu, katanya, dapat menjadi stimulan bagi pengelola desa wisata setempat untuk mengembangkan produk wisata dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang ada.

“Harapan kita dengan dibangun sarana penunjang kepariwisataan, maka kunjungan makin meningkat dan masyarakat sekitar juga terdampak dengan kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun nusantara,” kata Sales Ujang Dekresano.

Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Oko Mogo Desa Rendu Tutubhada, Faris Tiba menyambut baik bantuan yang diberikan oleh pemerintah tersebut.

BACA JUGA  Perilaku Buruk Turis Asing di Bali Jadi Sorotan Netizen, Ketua DPD RI Sarankan Ini

Ia menjelaskan bantuan tersebut diberikan atas permintaan pengelola aset desa wisata dalam hal ini BUMDes Oko Mogo.

Bantuan sebesar Rp300 juta itu diperuntukkan bagi pembangunan balai atraksi dan satu unit pondok wisata (homestay) dengan pengerjaan secara swakelola oleh masyarakat setempat.

Mereka pun menolak penggunaan beton di perkampungan adat agar tidak menghilangkan karakteristik dari budaya daerah.

“Kami menggunakan bahan lokal,” katanya.

Kini pengelola aset desa tengah bekerja sama untuk membangun sarana pendukung objek wisata itu menggunakan dana bantuan yang telah diberikan, kata Faris Tiba. (02/Ant)

Tinggalkan Balasan