BOGOR, SUDUTPANDANG.ID – Pakar Kesehatan Masyarakat Veteriner dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University Dr drh Denny Lukman, M.Si menyatakan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jawa Timur dan beberapa wilayah di Indonesia pada hewan ternak tidak masuk dalam kategori zoonosis.
“Sehingga dagingnya aman dikonsumsi manusia dengan melalui proses pemanasan dengan suhu 70 derajat Celcius selama 30 menit atau sampai daging matang,” katanya dalam taklimat media IPB University yang diakses di Bogor, Jawa Barat, Ahad (15/5/2022).
Terkait banyak kalangan yang khawatir terhadap penyakit tersebut apakah dagingnya aman dikonsumsi, ditegaskan bahwa dengan proses dimaksud maka masyarakat tetap bisa mengonsumsinya.
Pakar Kesehatan Masyarakat Veteriner Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University itu menekankan bahwa dalam kasus PMK, hal yang berbahaya adalah perilaku manusia dapat menularkan kepada hewan yang peka PMK.
Menurut dia yang dikhawatirkan adalah ketika membeli daging dan ternyata dagingnya merupakan hewan penderita PMK.
“Ketika mencuci daging tersebut, air cucian daging masuk ke lingkungan dan ada hewan ternak yang minum kontaminasi cucian tadi di lingkungan tersebut maka hewan akan tertular,” katanya.
Agar tidak menjadi sumber pencemaran bagi lingkungan, menurutnya, apabila membeli daging dari pasar atau daerah wabah, sebaiknya tidak dicuci, akan tetapi langsung di masak dalam air mendidih minimal 30 menit.
Virus PMK umumnya, kata dia, ditemukan di organ tubuh sapi, seperti tulang, kepala, dan “jeroan”.
Sedangkan daging tanpa tulang justru relatif aman.
Khusus menjelang Idul Adha (Idul Qurban) 1443 Hijriah, ia menyarankan agar masyarakat memastikan asal hewan kurban bukan dari daerah wabah.
Namun, apabila ternyata memang ada sapi yang berasal dari daerah wabah, maka hendaknya dipisahkan terlebih dahulu meskipun sapi tersebut tampak sehat.
Pada saat Idul Adha nanti, Denny Lukman menyarankan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) menyerahkan hewan kurban ke rumah pemotongan hewan (RPH) karena hal itu itu jauh lebih baik.
“Hal tersebut untuk menghindari ternak lain yang peka akan kena penyebaran penyakit PMK dari limbah hewan ternak yang dipotong,” katanya.
Untuk penanganan sapi yang terinfeksi PMK, disarankan supaya tidak langsung dipotong melainkan dipisahkan dahulu.
Tidak hanya itu perlu juga dilakukan pemeriksaan individual apabila terdeteksi kecurigaan ada PMK. Apabila ada temuan, maka harus ditindaklanjuti dan diobati.(red)