SERANG, BANTEN|SUDUTPANDANG.ID – Suasana santai namun penuh substansi mewarnai pertemuan antara Gubernur Banten, Andra Soni, dan Forum Pemred Multimedia Indonesia di Gedung Negara, Serang, Kamis (12/6/2025).
Dalam dialog terbuka itu, Andra Soni tak segan membahas isu-isu strategis seperti pemberdayaan UMKM, transparansi anggaran, hingga perannya dalam meruntuhkan dominasi politik dinasti di Banten. Pertemuan ini bukan sekadar ajang silaturahmi, melainkan wadah diskusi kritis antara pemerintah daerah dan media sebagai mitra demokrasi.
Andra Soni menyambut langsung para pemimpin redaksi dari berbagai media digital lokal dan nasional. Dalam suasana akrab, diskusi mengalir tanpa sekat. Ia menegaskan pentingnya peran media dalam menjaga jalannya pemerintahan yang bersih dan berpihak kepada rakyat.
“Media bukan hanya penyampai informasi. Ia adalah mitra kritis, penyeimbang, sekaligus pengawal kebijakan publik,” ujar Andra.
Menurutnya, kritik yang membangun justru dibutuhkan untuk memperbaiki pelayanan dan mendorong transparansi.
Ia juga menyoroti pentingnya digitalisasi layanan dan pendampingan bagi pelaku UMKM agar Banten tidak tertinggal dalam arus transformasi ekonomi.
Ketua Forum Pemred Multimedia Indonesia, Bernadus Wilson Lumi, memberikan apresiasi atas keterbukaan Andra Soni terhadap media. Ia menyebut, forum ini bukan sekadar seremoni, tapi menjadi bentuk nyata sinergi antara pemerintah dan pers.
“Kami hadir untuk memastikan publik mendapatkan informasi yang utuh dan proporsional. Media bukan hanya menyampaikan, tapi juga menjembatani suara rakyat kepada pengambil kebijakan,” tegas Wilson Lumi.
Dalam pertemuan itu, Andra Soni juga menyatakan kesiapannya menjadi tuan rumah perayaan ulang tahun ke-2 Forum Pemred Multimedia Indonesia. Ia langsung menginstruksikan Kepala Dinas Kominfo Banten untuk mempublikasikan agenda tersebut melalui media luar ruang milik Pemprov Banten.
Takdir Politik Andra Soni
Menariknya, di tengah diskusi muncul pernyataan pribadi dari Andra Soni yang cukup mengundang perhatian.
Ia mengaku bahwa awalnya hanya berniat maju sebagai wakil gubernur. Namun dinamika politik mengubah arah, dan ia justru dipercaya maju sebagai orang nomor satu di Provinsi Banten.
“Rasanya seperti mengenakan baju yang terlalu besar,” ujarnya merendah.
Ucapan itu disambut tawa para peserta, dan salah satu di antaranya menyebut keberhasilan Andra sebagai “salah satu dari tujuh keajaiban dunia politik” karena mampu mematahkan dominasi politik dinasti di Banten.
Pertemuan berlangsung cair dan penuh keakraban. Sesi foto bersama dan jamuan ringan menutup pertemuan, namun semangat kolaboratif antara media dan pemerintah daerah justru baru dimulai.
Forum ini menjadi penegas bahwa keterbukaan, komunikasi yang jujur, dan kemitraan yang setara antara media dan pemerintah adalah kunci dalam membangun tata kelola daerah yang demokratis, inklusif, dan berpihak pada kepentingan rakyat.(01)