BPPTKG: 189 Kali Guguran Lava Diluncurkan Gunung Merapi Selama Sepekan

Merapi lava
Luncuran lava pijar dari Gunung Merapi terlihat dari Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (2/2/2024). FOTO: dok.Ant

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan bahwa Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta, selama sepekan — terhitung sejak 9 sampai 15 Februari 2024 — tercatat meluncurkan guguran lava sebanyak 189 kali ke arah selatan dan barat daya.

“Pada pekan ini terjadi dua kali awan panas guguran ke arah barat daya (hulu Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter,” kata
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso dalam laporan yang diterima di Jakarta, Jumat (16/2/2024.

Kemenkumham Bali

Ia mengatakan guguran lava pijar sebanyak dua kali meluncur ke Kali Boyong sejauh maksimal 1.400 meter dan 187 kali mengarah ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.700 meter.

BACA JUGA  Dilelang, Kacamata Milik Mendiang John Lennon Laku Rp2,6 Miliar

Pada 15 Februari 2024, BPPTKG melakukan survei panas menggunakan pesawat tanpa awak jenis drone dan menganalisa morfologi kubah lava dari stasiun kamera Deles 5, Ngepos, Babadan 2.

Dijelaskannya morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas awan panas guguran dan guguran lava.

Ia menambahkan selama sepekan, Gunung Merapi mengalami kegempaan vulkanik dangkal sebanyak 22 kali, 181 kali gempa fase banyak, 3 kali gempa frekuensi rendah, 719 kali gempa guguran, dan 6 kali gempa tektonik.

“Intensitas kegempaan pekan ini masih cukup tinggi,” kata Agus.

Pos Pengamatan Gunung Merapi melaporkan turun hujan dengan intensitas sebesar 30 milimeter per jam selama 65 menit di Pos Ngepos pada 12 Februari 2024. Hujan itu tidak menambah aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

BACA JUGA  Awan Panas Guguran Diluncurkan Gunung Merapi Secara Beruntun

Saat ini potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, kata Agus Budi Santoso. (Ant/02)