Hemmen

Brigjen Antoninho Rangel Da Silva Hibur Para Korban Gempa di Cianjur

Brigjen Antoninho Rangel Da Silva saat menghibur para korban gempa cianjur

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID –Tak hanya bantuan berupa materi, dukungan secara psikososial juga penting untuk pemulihan mental yang terkena bencana alam terlebih lagi mayoritas adalah anak-anak.

Makanya dari itu Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva, Waas Intel KASAD bidang manajemen yang menjadi komandan pendistribusian Bantuan Kasad mengajak anggotanya untuk membantu pendekatan kepada korban gempa Cianjur. Jawa Barat yang terjadi beberapa waktu lalu.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

“Beri motivasi dengan pendekatan kerohanian. Para korban saat itu stres dan bingung dengan bencana ini,” ujar Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva, Waas Intel KASAD bidang manajemen yang menjadi komandan pendistribusian Bantuan Kasad kepada korban gempa bumi Cianjur di Desa Mangunjaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (9/12)

Lanjut putera asli kelahiran Timor Timur ini dengan sigap mendekati para korban setelah mereka masuk ke tenda-tenda pengungsian. Bahkan secara spontan, pria lulusan Akademi Militer (Akmil) angkatan 1992 itu mengajak bicara dari hati ke hati dengan para pengungsi.

BACA JUGA  TMMD Tercapai Tepat Waktu, Kodim 1619/Tabanan Sukses Jalankan 10 Program TNI

”Mereka kebingungan. Selain kehilangan anggota keluarganya juga harta bendanya,” ujar Antoninho

Menurut Antoninho hal yang wajar para pengungsi dan korban bencana alam ini bingung dan galau. Misalnya ada seorang ibu yang mengeluhkan panasnya tempat pengungsian saat di siang hari dan betapa dinginnya di malam hari.

”Sebagai seorang muslim saya ajak bicara mereka dari hati ke hati. Saya hanya bilang, panasnya di bumi tetap tidak sepanas api neraka,” katanya.

Namun ada yang lebih menarik, Antoninho yang pernah menjadi pasukan elite Raider TNI Angkatan Darat dan ikut serta mendesain pembentukan Satuan Raider di lingkungan TNI AD kemudian kemudian memutar lagu Ebiet G Ade berjudul Masih Ada Waktu. Ternyata lagu tersebut membuat banyak orang yang mendengarnya terenyuh dan menangis.

BACA JUGA  Presiden Jokowi: Pemerintah Serius Perbaiki Lingkungan pada Pembangunan IKN

”Ayo jangan menangis, sebaiknya kita berdoa kepada Allah SWT supaya keluarga yang menjadi korban menjadi syuhada dan mendapat tempat yang layak di Surga dan harta yang hilang segera mendapat gantinya,” ujar Antoninho yang ternyata seorang mualaf itu.

Biasanya, semua korban memang mengalami stres. Namun kondisi psikisnya pelan-pelan akan pulih. Pendekatan yang dilakukan Antoninho adalah pemberian bantuan psikologis awal atau Psychological First Aid (PFA). Intinya mendengarkan tapi tidak banyak bertanya. Memberi ruang untuk menyampaikan rasa takut.

Menurut Antoninho setiap orang punya ketahanan atau kemampuan beradaptasi dalam situasi sulit. Pemulihan trauma harus memperhatikan sumber-sumber daya lokal yang tersedia, melakukan pemulihan trauma lewat cara-cara yang familiar di mata masyarakat.

BACA JUGA  Dandim 0501/JP dan Kapolres Metro Jakpus Pimpin Patroli Skala Besar Pengamanan Pemilu

”Salah satu yang saya lakukan adalah berbicara dengan mereka bahwa semua ini adalah ujian dan cobaan dari Allah SWT. Sehingga kita patut bersyukur karena masih bisa selamat dari cobaan ini,” katanya.

“Dirikan shalat lima waktu. Dengan Shalat segala cobaan yang dihadapi dapat diselesaikan,” tambahnya.(04)

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan