Hemmen

Kementan Apresiasi Petani, Meramu Rumput Pengganti Pupuk Kimi

Kementan apresiasi petani, meramu rumput pengganti pupuk kimia. (Foto: istimewa)

JAKARTA SUDUTPANDANG.ID – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi pangan secara mandiri. Hal itu dilakukan guna memenuhi kebutuhan dalam negeri, menguatkan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan petani itu sendiri.

Untuk itu, diperlukan pendekatan dengan cara baru atau inovasi yang tidak lagi mengandalkan pupuk kimia. Maka, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyelenggarakan Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani yang mengangkat tema “Inovasi Seru Bercocok Tanam yang Murah Meriah (Teknik Biosaka dan Tanpa Pupuk Kimia” Selasa (10/5/22).

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

Biosaka adalah salah satu sistem teknologi terbarukan dalam perkembangan dunia pertanian organik modern yang terbentuk sebagai bio-technology (biologi-teknolgi).

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mengapresiasi dan menyambut baik inovasi yang dilakukan petani Blitar ini, disaat serba sulit masih bisa memberi solusi terhadap pupuk. Biosaka terbuat dari rerumputan yang dicampur dengan air lalu dihancurkan, setelah itu bisa langsung di aplikasikan di lahan untuk semua jenis tanaman. Untuk pemilihan rumput harus memakai rumput yang sehat yang tidak tercampur bahan kimia dan harus diketahui masa pertumbuhan rumput berada di fase vegetatif atau generatif.

BACA JUGA  Prabowo dan Masyarakat Cilincing Masak Besar dan Joget

“Saya salut dengan inovasi-inovasi ini. Disaat serba sulit, pupuk kimia mahal, masih bisa memberi solusi dengan membuat pupuk sendiri dan tidak mengandalkan pupuk bersubsidi. Ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang mengharapkan bahwa petani kita harus berinovasi dalam segala hal,” demikian dikatakan Suwandi pada webinar tersebut.

Suwandi meminta Jajaran Kementan harus terus bersinergi dengan dinas provinsi dan pemerintah daerah untuk turut serta mengawal dan mendukung agar pembangunan sektor pertanian lebih maju, mandiri dan modern dalam menerapkan pertanian ramah lingkungan yang tahan dalam perubahan iklim yang tidak menentu.

Ia pun menyarankan petani untuk mempelajari dan mencoba biosaka ini yakni bagaimana cara memilih jenis rumput, bagaimana meraciknya dan bagaimana menyemprotkan racikan ini ke tanamannya dan hal tersebut harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

BACA JUGA  Presiden Jokowi Diusulkan sebagai Bapak Pemuda Indonesia

“Juga perlu ditindaklanjuti oleh para ahli, peneliti, akademisi untuk dilakukan pengujian lebih lanjut sehingga diperoleh formula yang tepat yang bisa berdampak pada peningkatan produksi. Yang jelas biaya produksi budidaya jauh lebih efisien,” ujarnya.(bakti)

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan