Tri Indroyono

Corona, Corotik dan Coronis

M.Yuntri

Oleh : Muhammad Yuntri
*) Pengamat Sosial

CORONA:
Wabah Covid-19 ini mulai heboh di Indonesia sejak awal Maret 2020. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkannya langsung dari Istana tentang adanya 2 orang Warga Negara Indonesia (WNI) berdomisili di Depok, Jawa Barat yang terdeteksi Corona. Mereka tertular oleh Warga Negara Asing (WNA) asal Jepang yang sempat singgah di daerah tersebut.

Kemenkumham Bali

Mulai saat itu, hingar bingar pemberitaan wabah Corona ini semakin gencar, menakutkan dan mencekam dari waktu ke waktu hampir setiap jam pemberitaan di media mainstream maupun melalui media sosial dan lain-lain. Postingan tentang Corona (coropos = corona posting) saling bersahutan di media sosial dalam rangka saling mengingatkan antar sesama terhadap dampak Covid-19. Seolah membawa kesan jika mereka tertular hanya tinggal menunggu kematiannya besok lusa atau beberapa hari kemudian.

BACA JUGA  “Herd Immunity” Covid-19, Slogan atau Harapan Nyata?

Mereka harus dipaksa masuk karantina agar tidak menularkan penyakitnya. Dikarantina di rumah sakit tanpa boleh dibesuk, dan kalaupun meninggal dimakamkan dengan prosedur protokol Covid-19 dan hanya dihadiri petugas khusus tanpa kehadiran keluarga terdekat. Virus Corona ini dibayangkan sangat mematikan, berkembang sangat cepat ke semua orang.

Pemberitaan resmi dari Gugus Tugas Covid-19 secara berkala, saban hari tentang jumlah orang yang terpapar, yang meninggal serta cakupan wilayah pandemi membuat rasa takut yang berlebihan. Ditambah lagi dengan pemberitaan dari TV luar negeri semakin menambah yakin semuanya benar-benar terjadi apa adanya secara alamiah.

Begitu juga dengan para ulama dan rohaniawan saling mencari fiqih dan usul fiqih sebagai dasar untuk melarang umatnya beribadah di Masjid untuk beberapa bulan ke depan, yang dianggap efektif sebagai wadah penularan. Kepada jamaah disarankan semua aktivitas dilaksanakan hanya di rumah saja, demi penyelamatan umat dari tho’un yang sangat berbahaya, dan mengutip Al-Hadits sebagaimana yang diterapkan sahabat Nabi, Umar bin Khatab di Yaman saat itu.

BACA JUGA  PB Mathla'ul Anwar Dukung Kebijakan PPKM Darurat

Kota Wuhan di China sebagai awal “launching” wabah Covid-19 menyebar ke seluruh dunia. Tapi ada yang aneh, Kota Beijing, Pusat Pemerintah China dan Kota Shanghai tidak ada pemberitaan terwabah Covid-19, seakan tidak tersentuh wabah. Ini menjadi suatu indikasi dan tanda tanya besar. Benarkah dampak Covid-19 sedahsyat yang diberitakan itu atau ada sesuatukah di balik semua itu?

Tinggalkan Balasan