JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID –Kehilangan waktu satu detik di lintasan bisa terasa sangat signifikan, terutama bagi seorang pebalap sepeda seperti Muhammad Fadli Imammuddin. Ia mengakui dirinya tak bisa menyembunyikan rasa gemas setelah meraih posisi 10 besar dengan catatan waktu 4 menit 51,817 detik di cabang olahraga para cycling track nomor Individual Pursuit C4 4.000 meter putra pada Paralimpiade 2024 di Velodrome National de Saint-Quentin en-Yvelines, Sabtu (31/8/2024).
Posisi pertama ditempati oleh Archie Atkinson dari Britania Raya dengan 4 menit 17,700 detik sekaligus mencatat rekor dunia dan peringkat kedua diraih Josef Metelka (Slovakia) dengan 4 menit 22,800 detik. Finis pertama dan kedua berhak lolos ke perebutan medali emas
Kemudian di tempat ketiga dan keempat diisi oleh wakil tuan rumah, Kevin Le Cunff (4 menit 25,283 detik) dan Gatien Le Rousseau (4 menit 25,366 detik). Mereka lolos ke perebutan perunggu.
“Catatan waktu saya kurang sedikit dengan di Paralimpiade Tokyo. Sedihnya karena tidak bisa lewat waktu terbaik saya sendiri,” kata Fadli Imammuddin di Paris, Sabtu (31/8/2024).
Di Paralimpiade Tokyo, atlet yang kini berusia 40 tahun itu mencatat 4 menit 50,393 detik. Berarti Fadli hanya lebih lambat satu detik dari pencapaiannya saat ini
Kendati demikian, atlet asal Cibinong itu menyebut faktor yang membuat dirinya sulit memperbaiki catatan waktu adalah format latihan yang dibatasi oleh panitia. Ia hanya diizinkan berlatih selama delapan putaran sedangkan lomba menerapkan 16 putaran.
“Waktu latihan hanya boleh delapan lap tapi saat bertanding 16 lap. Jadi sampai lap kedelapan bagus, tapi mulai di lap ke-11 performa kaki saya menurun,” ujarnya.
“Untuk tingkat dunia dan melawan wakil Eropa, kami memang coba memperbaiki waktu pribadi. Kami biasa bersaing di Asia, tapi itu akan jadi catatan penting,” sambungnya.
Sedangkan sang pelatih, Rizan Setyo Nugroho, menyebut faktor regenerasi atlet para lawan turut memengaruhi peta persaingan di cabor ini.
“Iya sangat luar biasa hadir banyak atlet luar biasa. Di 4.000 meter itu rekornya 4 menit 22 detik sekarang 4 menit 17 detik. Jadi sangat impresif di negara Eropa itu banyak atlet-atlet baru. Banyak di bawah 30 tahun,” ucap Rizan.
Anomali cuaca pun turut memengaruhi performa Fadli dalam upaya adaptasi selama turnamen. Pasalnya, cuaca di Paris berubah-ubah signifikan ketika panas terik menyengat di siang hari, kemudian turun hujan deras sekitar 15 menit, lalu panas kembali.
“Kendala kami di cuaca karena perubahannya sangat drastis. Untuk adaptasi di road kami latihan di atlet village agar bisa meningkatkan performa lagi jadi tenaganya biar mengisi,” katanya.
Kini Fadli mengalihkan fokus ke nomor lomba lainnya. Selain tampil di nomor Individual Pursuit 4.000 meter, pada Paralimpiade 2024 ia juga turun di nomor Individual Time Trial, dan Individual Road Race.(PR/04)