JAKARTA,SUDUTPANDANG.ID –Mediasi antara pedangdut Dewi Perssik dengan Ketua RT 06, Malkan, soal isu penolakan hewan kurban Iduladha telah selesai dan berujung buntu.
Malkan pun membantah tak pernah menolak sapi Dewi Perssik.
“Kalau ditolak, kok sapinya bisa sampai ada enam jam di sini? Dari jam 10 (pagi) sampai jam 4 (sore). Apa itu bentuk penolakan namanya?,” ujar Malkan, Ketua RT lingkungan tempat tinggal Dewi Perssik di kawasan Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (29/6/2023).
Sejak awal, pengurus masjid di dekat rumah Dewi Perssik menyambut niat baik sang artis untuk berkurban di hari Idul Adha.
“Info awal yang sampai ke kami itu bilangnya Mbak Dewi Perssik mau kurban. Kalau mau kurban, ya sudah, silakan,” terang Malkan
Namun kemudian ada miskomunikasi antara orang yang dipercaya untuk mengurus sapi Dewi Perssik dengan pengurus masjid.
Mereka tidak diberitahu sejak awal bahwa Dewi Perssik cuma menitipkan sapi beberapa jam di situ sebelum dibawa ke tempat pemotongan lain.
“Jadi pas di awal, mereka bilangnya bukan titip,” kata Malkan
Sementara pihak pengurus masjid sampai terpaksa membuka penerimaan hewan kurban lebih awal demi menyambut kedatangan sapi Dewi Perssik.
Mereka berpikir, Dewi Perssik menyerahkan sapinya di situ untuk diproses sampai proses pembagian daging kurban.
“Jadi waktu yang seharusnya kami belum terima hewan kurban, kami jadi harus sudah terima. Persiapan kami jadi buru-buru. Terus tiba-tiba pas kami sudah kayak gitu, sapinya diambil lagi,” jelas Malkan membela warganya.
Andai sejak awal tahu Dewi Perssik cuma mau menitipkan sapi, pengurus masjid tidak akan repot-repot menyiapkan diri menyambut kedatangannya.
Mereka menganggap Dewi Perssik mestinya bisa bertanggung jawab sendiri atas sapi yang dibeli sebelum diserahkan ke panitia kurban di masjid.
“Ya ngapain harus bantu? Kami bukan lembaga penitipan,” tegas Malkan
Tidak hanya itu saja, Malkan pun membantah melakukan pemerasan terhadap Dewi sebesar Rp 100 juta.
“Saya seneng saja ketika ART yang jadi sumber informasi dari Bu Dewi, telah mengakui bahwa saya tidak pernah meminta uang Rp100 juta sebagai pungli atau sebagai pungutan. Apabila sapi itu diambil kembali,” kata Malkan
Malkan mengatakan dugaan pemerasan itu terjadi karena ada kesalahpahaman. Hal itu terjadi saat ART Dewi akan mengambil kembali sapi itu, dan dirinya tersinggung lantaran hewan kurban tersebut dipikir akan di potong di tempatnya.
“Saya cuman bilang gini ‘karena anda sudah mengganggu, emosi saya, harga diri saya, dibayar Rp 100 juta pun saya nggak mau, untuk membantu menaikkan sapi’. Selain karena sapi itu besar, kami bukan ahlinya, kalau sapi itu ngamuk gimana,” sebut Malkan.(04)