JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Timnas Indonesia sukses mengalahkan Timnas Curacao dengan skor akhir 3-2 hari Sabtu (24/9) malam lalu. Tiga gol dicetak oleh Marc Klok menit 18, Fachruddin menit 22 dan Dimas Drajat pada menit 56. Salah satu pemain Bali United, Nadeo Arga Winata turut menjadi saksi kesuksesan FIFA Match Day pertemuan pertama dengan Curacao.
Meski gawang Nadeo ternodai melalui dua gol Curacao lewat tendangan Rangelo Janga menit 7 dan Juninho Bacuna menit 25, kemenangan malam itu membawa Timnas Indonesia naik tiga peringkat FIFA. Sebelumnya Indonesia menduduki peringkat 156 dan kemenangan atas Curacao membawa skuad Garuda menjadi peringkat 153 FIFA.
Kemenangan itu membuat Timnas Indonesia mendapatkan 7,41 poin. Tambahan 7,41 poin membuat skuad Garuda memiliki perolehan angka 1,026.6 poin. Pencapaian itu membuat Timnas Indonesia naik dari urutuan ke 156 ke 153 dunia menggeser Afghanistan (1,023.04), Yaman (1,023.52) dan Maladewa (1.025 poin).
Pertemuan kedua Indonesia dengan Curacao akan kembali tersaji pada hari Selasa (27/9) besok. Jika Fachruddin dan kolega kembali meraih kemenangan, maka Indonesia berpeluang berada pada peringkat 152 menggeser Republik Dominika. Tentu ini harapan besar pecinta sepak bola di Indonesia demi prestasi yang lebih baik.
Pelatih kepala Bali United, Stefano Cugurra turut berkomentar perihal kesuksesan anak asuhnya yang mampu membawa Timnas Indonesia menang di pertemuan perdana atas Curacao. Harapannya masih sama, kesuksesan di timnas semoga mampu turut dibawa saat kembali membela Bali United di kompetisi antarklub.
“Bagus, Nadeo bisa bantu Timnas Indonesia punya prestasi. Semoga sukses di Timnas dan tidak cedera. Saat kembali ke klub tetap sehat dan juga bisa kembali bantu Bali United,” jelas Coach Teco.
Curacao memang bukan tim yang dapat dipandang sebelah mata. Curacao merupakan negara dari Kepulauan Karibia, tepatnya di utara Venezuela dengan peringkat 84 FIFA. Peringkatnya turun satu tangga usai kalah dengan Indonesia di pertemuan pertama.
Curacao memang menjadi perbincangan di masyarakat Indonesia jelang bertemunya di lapangan hijau. Sebab, negara ini terrdengar asing di panggung global. Namun jangan salah, mereka adalah negara berdaulat, otonom dibawah naungan Kerajaan Belanda. Mereka adalah negara baru yang memisahkan diri dari Antillen Belanda pada 10 Oktober 2010 lalu selain dari Karibia Belanda, Sint Maarten, dan Aruba.
Wilayahnya tidak terlalu luas, terletak di Karibia dengan luas hanya 444 km dimana dua kali wilayah dari kota Bogor. Penduduknya pun hanya 155 ribu seperti kapasitas penonton yang hadir di Stadion Narendra Modi, Ahmedabad, India.
Dengan jumlah penduduk yang sangat lebih sedikit dari Indonesia, mereka dengan mudah menemukan bakat dan talenta sepak bola di negara mereka.
Curacao memiliki pemain bagus. Rata-rata berkiprah di Belanda. Sebagian adalah yang lahir di Negeri Dam itu. Tak heran, sebagian di antara mereka berkiprah di klub-klub Belanda.
Ada yang main di level tertinggi, Eredivisie, ada pula yang di bawahnya. Satu yang kian bersinar adalah Quilindschy Hartman. Sayangnya, Feyenoord, satu dari tiga klub terbaik Belanda, tak melepasnya melakukan debut bersama Curacao di Indonesia karena masih harus memulihkan cedera.
Tak sedikit pula yang merumput di liga-liga lainnya di Eropa. Dua bersaudara Leandro dan Juninho Bacuna main di klub Inggris. Leandro main di klub kasta tinggi semisal Aston Villa, Reading, dan Cardiff City. Juninho memperkuat Birmingham City. Bahkan salah satu gol yang bersarang ke gawang Nadeo adalah hasil sepakan Juninho Bacuna.
Timnas mereka juga dibangun pelatih-pelatih hebat. Tentu dengan memanfaatkan koneksi Belanda. Dua nama terkenal pernah menukangi yaitu Guus Hiddink dan Patrick Kluivert.
Hiddink, salah satu pelatih terbaik Belanda, bahkan menjadikan Curacao sebagai tim terakhir yang dia tangani sebelum pensiun. Dengan kondisi seperti itu, tak ada alasan “mengecilkan” makna uji coba timnas lawan Curacao ini.
Bagi Timnas Indonesia, pertandingan internasional ini memiliki dua makna yang penting. Pertama, tentu sebagai ajang mengasah dan mempersiapkan kemampuan tim jelang Piala Asia 2023 mendatang.
Kedua, tentu mendongkrak posisi skuad Garuda dalam daftar peringkat FIFA. Peringkat itu bukan hanya menjadi tolok ukur posisi tim nasional, tapi juga menjadi penentu setiap mengikuti ajang turnamen. Sebab kompetisi resmi FIFA,pengundian selalu dilakukan melalui pot-pot berdasarkan peringkat dari tim negara tersebut.
Pertemuan kedua antara Indonesia dengan Curacao hari Selasa (27/9) besok malam tentu menjadi ajang untuk menaikan peringkat timnas Indonesia. Jika konsisten terus berada pada jalur kemenangan dengan menghadapi tim terbaik di kategori 100 terbaik, maka mungkin Indonesia memiliki peluang berada dalam jajaran 150 tim negara terbaik di dunia.