Korban Meninggal Tawuran Pesilat PMI di Taiwan Jenazahnya Tiba di Tanah Air

Massa pelayat mengiringi prosesi pemakaman jenazah Zainal Fanani (33), pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban insiden antarkelompok pesilat di Kota Changhua, Taiwan pada 2 September 2023, di rumah duka di Desa Tasimadu, Kabupaten Trenggalek, Ahad (17/9/2023). FOTO: dok.Ant

TANGERANG, BANTEN, SUDUTPANDANG.ID – Korban pekerja migran Inndonesia (PMI) yang meninggal dalam insiden tawuran antarkelompok pesilat di Taiwan, Sabtu (2/9/2023), tiba di Tanah Air melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Provinsi Banten, Ahad (17/9).

Korban teridentifikasi identitasnya, yakni bernama Zainal Fanani, asal Kabupaten Tenggalek, Jawa Timur, dengan profesi sebagai pekerja manufaktur di Taiwan.

Kemenkumham Bali

Jenazah Zainal Fanani diangkut menggunakan pesawat terbang komersial Cathay Pacific nomor penerbangan CX 797 rute Jakarta yang mendarat Sabtu (16/9) malam sekitar pukul 23.00 WIB di Terminal Kargo Bandara Soetta.

Selain korban tawuran di Taiwan, pada pemulangan tersebut terdapat juga tiga peti jenazah PMI dengan identitas masing-masingnya adalah Suryani, asal Jawa Timur, Lustianah, asal Lampung dan Yana Mulyana warga asal Jawa Barat.

BACA JUGA  Kisah Inspiratif Tony Thamsir, Jadi Jembatan Penting Indonesia-Taiwan

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani di Tangerang, mengatakan secara total keseluruhan, PMI yang telah dipulangkan dari Taiwan tersebut ada empat jenazah.

Pemulangan semua korban dimaksud langsung difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI bersama BP2MI.

“Pada hari ini tepatnya tanggal 17 September 2023, BP2MI menerima kedatangan empat jenazah dari Taiwan. Hadir bersama kami juga Kemenlu,” katanya.

Ia menjelaskan almarhum pekerja migran bernama Zainal Fanani, meninggal akibat mengalami luka tusukan saat terjadinya perkelahian antarorganisasi beladiri asal Indonesia di Taiwan.

“Kenapa korban ini baru dipulangkan. Karena harus melewati prosedur di negara penempatan,” katanya.

Kemudian, untuk ketiga jenazah lainnya, merupakan pemulangan PMI dengan berbeda kasus.

Ia menjelaskan almarhumah Suryani, berprofesi sebagai asisten rumah tangga (ART) meninggal diakibatkan penyakit komplikasi syok hemoragik pankreatitis dan urenia.

BACA JUGA  Taiwan, Bagian Integral dari Perdamaian dan Keamanan Global

“Dan kepulangannya langsung difasilitasi oleh pihak agensi perusahaan yang memberangkatkan, yaitu PT Vita Melati Indonesia,” katanya.

Sedangkan almarhumah Sukasih, yang juga profesinya sebagai ART meninggal akibat penyakit TBC.

“Sementara almarhum Rendi, bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) LG yang berangkat secara tidak resmi, meninggalnya belum diketahui dan akan terinfo oleh pihak Kemlu dan tentu otoritas negara penempatan,” katanya.

Atas kepulangan ke empat jenazah PMI ini, BP2MI langsung segera mengembalikan dan mengantarkannya ke daerah asal masing-masing.

Sebelumnya, melansir laporan “Taiwan News”, insiden tawuran masal yang melibatkan PMI terjadi di luar stasiun kereta api Taiwan Barat, tepatnya di Kota Changhua.

Dalam bentrokan kelompok pesilat PMI itu mengakibatkan satu orang meninggal dunia, satu orang cedera serius dan 29 orang ditangkap.

BACA JUGA  Kerja Sama Interpol Kian Diperlukan untuk Berantas Kejahatan Transnasional

Dari laporan itu sebanyak 15 orang ditetapkan jadi tersangka.
Polisi juga menemukan adanya sejumlah senjata tajam yang diduga digunakan untuk tawuran.

Sebanyak 15 tersangka telah dipindahkan ke Kantor Kejaksaan Distrik Changhua untuk diselidiki atas tuduhan pembunuhan, penyerangan dan berpartisipasi dalam perkelahian yang mematikan. (02/Ant)