Luapan Banjir 2 Meter Landa Konawe Utara, Jalan Trans Sulawesi Lumpuh Total

Foto udara kondisi jalan trans Sulawesi di Desa Sambandate, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dilanda banjir akibat luapan banjir Sungai Lalindu setinggi dua meter, Sabtu (11/5/2024). FOTO: Ant

KENDARI-SULTRA, SUDUTPANDANG.ID – Akibat luapan banjir Sungai Lalindu setinggi dua meter yang melanda di Desa Sambandate, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), jalan Trans Sulawesi mengalami lumpuh total.

“Sekitar tiga kilometer antrean panjang kendaraan yang mengalami lumpuh total dari arah Kendari ke Morowali, atau sebaliknya,” kata Kepala Bagian Operasi (KBO) Satuan Lantas Polres Konawe Utara, Ipda Zulfikar dalam keterangan yang dikutip di Kendari, Ahad (12/5/2024).

Kemenkumham Bali

Pada Sabtu (11/5), saat ditemui di lokasi kejadian, ia menjelaskan pihaknya telah menurunkan 30 personel untuk mengamankan masyarakat dan kendaraan yang ingin melintasi daerah yang terjadi peristiwa luapan banjir Sungai Lalindu di Jalan Trans Sulawesi sejak 3 Mei 2024.

BACA JUGA  Bupati-Wakil Bupati Asahan Hadiri Perayaan Natal Oikumene

Sebagai langkah antisipasi, pihaknya telah menertibkan kendaraan, pedagang, dan juga para pengendara pengguna jasa rakit untuk mengatur lalu lintas di Kecamatan Oheo itu.

“Sebanyak 300 kendaraan baik roda dua dan empat yang ingin melintasi area banjir tersebut,” katanya.

Ia menyampaikan banjir yang mengaliri Kecamatan Oheo itu berasal dari luapan Sungai Lalindu dan wilayah lainnya yang berakhir di Jalan Trans Sulawesi tersebut.

“Terdapat air susulan, daerah di atas pegunungan itu larinya air ke sini, Sambandate,” katanya.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya meminta masyarakat di Kecamatan Oheo agar tetap menaati aturan-aturan yang telah ditetapkan dan tidak lengah dengan bencana alam yang sewaktu-waktu bisa datang.

BACA JUGA  Banjir! 11 KRL Rute Jakarta Kota-Tanjung Priok Terganggu Pagi Ini

“Kepada seluruh masyarakat yang ada di Sultra yang ingin melintas daerah Kendari atau Morowali, yang tidak mempunyai kepentingan yang sangat tidak mendesak, agar kiranya untuk tidak melakukan pelintasan daerah yang terkena banjir,” kata Zulfikar. (Ant/02)