BOGOR-JABAR, SUDUTPANDANG.ID – Industri Kecil Menengah (IKM) Sang Alam Art binaan Indocement yang berada Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, yang memroduksi “mockup” (replika) miniatur pesawat terbang berhasil menembus pasar dunia.
Pemilik IKM Sang Alam Art, Saripudin RM dalam keterangan yang dihimpun di Bogor, Sabtu (28/12/2024) menjelaskan mengenai produk-produknya tersebut yang sudah dikirim ke mancanegara.
“Melalui kerja sama dengan pihak ketiga, pasar tetap miniatur pesawat produksi kami selama ini diekspor ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Belanda. Untuk proyek baru akan dikirim ke Korea Selatan (Korsel),” kata pemilik IKM Sang Alam Art, Saripudin RM saat ditemui di workshop produksinya di Desa Bantar Jati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, pada Kamis (26/12/2024) dalam rangka kegiatan kunjungan lapangan tim tanggung jawab sosial (CSR) produsen semen Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Dijelaskannya bahwa miniatur pesawat terbang ini merupakan produk ekspor yang sudah bekerja sama dengan salah satu eksportir di wilayah Bogor dengan menggunakan bahan baku yang dipakai dari paralon bekas
IKM Sang Alam Art saat ini memperkerjaan 9 orang — dan bisa mencapai 15 orang jika permintaan meningkat — yang berasal dari lingkungan sekitar.
Sang Alam juga bekerja sama dengan eksportir untuk pemasaran miniatur pesawat dan tepung kayu.
Produk-produk limbah kayu yang dihasilkan yaitu wood pelet, tepung kayu (ekspor), serbuk hewan peliharaan (hamster).
Limbah kayu berupa hasil serutan papan nama ibadah salah satu vihara.
Ia menjelaskan inovasi dalam proses produksi dalam pembuatan tepung kayu dengan menggunakan teknologi yang lebih baik dari yang sebelumnya.
Menurut dia penataan dan perbaikan workshop sebagai tempat bekerja yang lebih layak akan meningkatkan produktivitas.

Bahan bekas
Pemanfaatan paralon bekas dalam membuat miniatur pesawat memberikan efektifitas waktu, biaya produksi dan tingkat presisi ukuran pesawat.
Sebelumnya, bahan baku untuk pembuatan miniatur pesawat ini menggunakan hampir 100 persen resin, di mana harga pengadaan resin ini cukup mahal dan pengerjaan memerlukan waktu yang cukup lama.
Penggunaan paralon bekas tersebut dapat meningkatkan kualitasi produk yang dihasilkan.
Lalu, pengembangan teknologi dengan menciptakan mesin penepung kayu untuk menghasilkan tepung kayu yang sesuai dengan permintaan pasar (ekspor).
Tepung kayu ini merupakan turunan produk dari usaha kerajinan tangan kayu Sang Alam Art.
Saat ini, kata dia, mesin penepung kayu yang dibuatnya dalam proses mendapatkan Hak Paten Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
HKI adalah hak eksklusif yang diberikan kepada penemu untuk melindungi penemuan dan inovasi teknologi. Hak paten merupakan bagian dari Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) yang dikelola oleh Ditjen HKI Kemenkumham.
IKM Sang Alam, kata Saprudin RM, juga memiliki usaha jasa penyerutan kayu untuk ibadah bekerja sama dengan pihak terkait sebagai bentuk inovasi dalam memanfaatkan limbah dengan menghasilkan limbah serutan kayu untuk dimanfaatkan dan dijual sebagai alas/lantai untuk hewan pengerat seperti marmut, hamster dan lainnya.
Pemanfaatan paralon bekas dan pecahan bata hebel untuk dijadikan disain “aquscape”.
Mengenai harga miniatur pesawat dari Sang Alam Art bervariasi, mulai dari Rp800.000 hingga Rp5 juta, tergantung pada bahan dan tingkat kerumitan.
Sedangkan pembuatan master pesawat bahkan bisa mencapai Rp20 juta. Hingga kini, Sang Alam Art telah menghasilkan ribuan miniatur pesawat serta produk lainnya, seperti “aquascape” dan tepung kayu.
Saat ini, IKM Sang Alam tidak hanya memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), namun telah memiliki legalitas yang berbadan hukum berupa PT Perorangan (skala IKM) yang diterbitkan oleh Kemenkumham, kata Saripudin RM.
Sementara itu CSRC Division Manager Indocement, Gadang Wardono menjelaskan bahwa dukungan dan pemberdayaan pihaknya untuk terus mendukung IKM ini dilakukan melalui program CSR.
Perusahaan, kata dia, berkomitmen menjaga keberlanjutan ekonomi masyarakat.
“Indocement memastikan IKM dan UMKM binaan memiliki penghasilan yang berkelanjutan, seperti yang dilakukan Sang Alam Art ini,” katanya.
IKM Sang Alam Art, kata dia, tidak hanya berkontribusi pada ekonomi lokal, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.
Keberhasilan Sang Alam Art menjadi bukti nyata bahwa produk kreatif lokal mampu menembus pasar global dengan inovasi dan dukungan yang tepat, kata Gadang Wardono. (Red/02)