Jakarta, SudutPandang.id – Advokat senior OC Kaligis kembali mengirimkan surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amin.
Dalam suratnya, OC Kaligis memberi judul “Demokrasi yang Telah Mati Suri”.
Berikut isi surat terbuka selengkapnya yang tulis OC Kaligis untuk Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin:
Sukamiskin, Rabu 25 November 2020.
Surat Terbuka.
Klarifikasi: Sangat Urgent.
Hal: Demokrasi yang telah mati suri.
Kepada Yang terhormat Bapak Presiden Jokowi- Ma’ruf Amin.
Dengan Hormat,
1. Kehadiran Bapak Jokowi sebagai Pemimpin Pemerintahan adalah melalui sistim demokrasi yang sampai sekarang diakui dunia bahwa Indonesia adalah Negara Demokrasi.
2. Setelah Gubernur Anies Baswedan dimintakan klarifikasi oleh pihak kepolisian mengenai keakrabannya dengan Habib Rizieq, dimana Anies melakukan pembiaran kerumunan massa, tanpa memperhatikan aturan jaga jarak, pencitraan yang dilakukan Anies adalah segera menjatuhkan denda, seolah dia peduli terhadap usahanya mencegah meluasnya Wabah Covid-19.
3. Entah kenapa sehingga tiba-tiba Anies Baswedan yang tadinya mesti jadi saksi perkawinan putra Putri Habib Rizieq, batal hadir. Tetapi fakta yang telah terjadi adalah bahwa Anies sebagai Gubernur, sempat berkunjung ke tempat kegiatan Habib Rizieq, dan peristiwa monumental tersebut, tersebar luas di Media.
4. Mungkin ini dilakukan sebagai usaha terselubung menjelang kampanye Presiden, karena konon Anies Baswedan sangat ingin menjadi Presiden Republik Indonesia. Tentu apabila provokasi Habib dibiarkan atau sengaja dilakukan pembiaran, maka pengikut Habib akan dijadikan “Tim Suksesnya” Anies Baswedan.
Pembiaran provokatif Habib Rizieq untuk menggerakkan people power ala Philipina ketika menumbangkan Presiden Marcos, yang dicopi paste Habib Rizieq, mendapat tantangan keras dari para kelompok pencinta Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk Tentara Negara Indonesia (TNI).
Bukan saja Habib hanya menyerukan revolusi potong kepala, tetapi juga menghina Pancasila dengan menempatkan posisi Pancasila berada di pantat, menghina kaum perempuan dengan memberi julukan “lonte” kepada Nikita MIrzani, si pemberani yang berani berseberangan pandang dengan sang Habib.
5. Medsos pasti punya catatan sejarah, bagaimana Habib Rizieq sejak di Arab Saudi sampai di Indonesia, menista Pemerintah dengan hujatan kata-kata nista seperti pemerintahan yang curang, Illegal dan karenanya Jokowi- Ma’ruf Amin harus diganti bila perlu melalui people power.
6. Biasanya kalau umat Islam hendak menjalankan Umroh, yang adalah satu kewajiban suci bagi mereka, para pihak keluarga menghantarkan mereka beramai-ramai ke Bandara. Ketika dipanggil sebagai saksi dalam kasus pidana yang ditangani polisi, kepergian Habib menunaikan perjalanan suci, Habib tidak diantar beramai-ramai oleh semua pendukungnya?.
Tidak ada pengerahan massa menghantarkan Habib yang keturunan Nabi itu ke Bandara. Seolah terjadi satu perjalanan rahasia, satu operasi senyap?
7. Rencana kembalinya Habib Rizieq didahului dengan pemberitahuan besar besaran melalui medsos. Disambut gegap gempita katanya oleh jutaan umat. Akibatnya, penundaan beberapa penerbangan domestik karena para pilot dan Crew nya terhalang datang tepat waktu akibat jalanan macet.
Setelah kembali pulang, khusus mengenai perkara pidana yang dituduhkan dan menimpa Habib, perkara pidana tersebut oleh Polisi dinyatakan telah di SP-3. Surat Penghentian Penyidikan Perkara. Berarti, ketika polisi meningkatkan penyelidikan ke Penyidikan, Polisi telah berhasil mengumpulkan minimal dua alat bukti.
Seandainya kasus konten pornografi yang asalnya dari Firza Husein yang cantik adalah fitnah, mengapa Habib Rizieq sebagai tokoh perjuangan kebenaran melawan kezoliman tidak melaporkan balik Firza atau melaporkan mereka yang melaporkan pidana melawan dirinya?
8. Sedikit riwayat mengenai Firza Husein. Seorang aktivis termasuk aktivis kelompok 212. Lahir di Palu, 18 Februari 1973. Kedua orang tuanya keturunan Arab.
Catatan. Biasanya orang Arab nikahnya dengan orang Arab. Mungkin karena Firza keturunan Arab, mengakibatkan terjadinya kasus dugaan pidana yang melibatkan Habib Rizieq dihubungkan dengan Firza.
Saya kira banyak netizen menyaksikan ocehan Firza di youtube atau Google. Pokoknya viral di Medsos. Sama halnya dengan poros Anies Baswedan – Habib Rizieq yang sama-sama adalah keturunan Arab, sehingga Anies tidak berani secara terang-terangan menentang people power nya Habib Rizieq.
Sebaliknya, dengan tindakan penurunan baliho Habib oleh gabungan tentara, di halaman satu Harian Merdeka terpampang foto Anies Baswedan membaca buku berjudul “How Democracies Die”. Bukti dukungan terselubung Anies Baswedan kepada Habib Rizieq.
9. Sekedar catatan kepada para pembaca.
Saya juga salah seorang kutu buku. Telah menulis kurang lebih 120 judul buku. Bahkan di tahun 2003 saya sempat meluncurkan buku saya berjudul “Terorisme: Tragedi Umat Manusia.” Untuk buku itu, saya mengunjungi lokasi Twin Tower di New York, dan lokasi bom Bali di Denpasar. Bedanya: saya tidak membuat pencitraan dengan posting baca buku Terorisme: Tragedi umat Manusia di medsos.
Bukankah provokasi yang menuju tindakan teror “potong kepala” lagi “on” dewasa ini. On melalui provokasi Habib Rizieq?
10. Pencitraan baca buku Anies Baswedan membawa pesan perlawanan terhadap pemerintahan yang sah. Menyatakan Pemerintahan Jokowi telah mematikan demokrasi. Demokrasi mati hanya karena TNI tegas bertindak melawan setiap anasir yang hendak memecah belah NKRI.
Mungkin Anies masih menyimpan dendam terhadap Jokowi, karena dia pernah dipecat sebagai Menteri Pendidikan Jokowi. Anies Baswedan lupa, bahwa berhasilnya Anies sebagai Gubernur adalah karena hidupnya demokrasi Indonesia. Dia menang melalui “kampanye hitam” melawan Ahok, dimana di setiap sudut di masa kampanya terpasang poster poster: “Jangan Pilih Kafir”
11. Beberapa catatan mengenai kasus Anies Baswedan.
Sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pernah dilaporkan ke KPK dalam peristiwa Frankfurt Book Fair melalui LP. Anton Mangatas Situmorang, dengan laporan dugaan korupsi sistimatis pada acara pameran buku di Jerman tahun 2015 dengan biaya 146 miliar rupiah.
Penggunaan anggaran aibon bahwa setiap murid Sekolah Dasar memperoleh dua kaleng aibon, seluruhnya bernilai sebesar 82 miliar rupiah (waktu kami di Sekolah Rakyat, tanpa aibon, kami juga menjadi manusia yang berhasil di masyarakat).
Anies Baswedan juga menebang 190 pohon di Monas yang dikritisi oleh PDIP karena mengurangi penghijauan. Numpang tanya: Kemana rekolasi 190 batang Pohon tersebut? Berapa anggaran yang digelontorkan bagi pengusaha penebang pohon?
12. TNI sebagai pengawal persatuan NKRI. Saya sebagai salah seorang kelahiran sebelum Kemerdekaan
Indonesia, menjadi saksi mata bagaimana TNI konsisten menjaga keutuhan NKRI. Mulai dari penumpasan gerombolah Kahar Muzakar, perlawanan terhadap Permesta, Peristiwa Madiun, Kasus DI/NII Kartosuwirjo, G.30.S. Dan sekarang melalui upaya TNI melawan anasir yang hendak menjatuhkan pemerintahan yang sah.
13. Fitnah Terhadap TNI diera tahun 1965, fitnah yang dibiarkan berkembang seolah TNI hendak mengambil alih kekuasaan yang sah, berakhir dengan pembunuhan 5 Jendral setia TNI, Jendral Yani dan kawan-kawan. Mereka yang sampai mati selalu setia mempertahankan NKRI.
Di acara pemakaman mereka di Kalibata, dideklarasikan kata kramat berikut ini bahwa: “Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.”. Itu terjadi karena fitnah tersebut dibiarkan berkembang subur oleh Aidit, yang hendak membangun angkatan bersenjata kelima yang ditentang oleh TNI.
14. Melalui penurunan baliho Habib Rizieq, dengan pernyataan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman bahwa yang memerintahkan bahwa penurunan baliho Rizieq adalah atas perintah beliau, dengan seruannya membubarkan FPI, serangan balik secara sistimatis mulai dilakukan oleh segelintir oknum untuk melawan TNI.
15. Semoga kali ini provokasi Habib Rieziq yang mengarah ke makar, tidak dibiarkan. Karena siapa tahu Habib berhasil memimpin negara ini yang menurut beliau tidak berdasarkan Pancasila karena urutan Pancasila berada di pantat, kalau ini sampai terjadi maka sejarah akan kembali berulang. “L’histoire se repete” Pasti operasi penggal kepala kembali dilakukan terhadap TNI.
Sebagai pencinta TNI, sebagai pembela NKRI, seharusnya “Covid Makar nya” Habib Rizieq jangan dibiarkan menular. Musnahkan sejak dini sebelum berkembang. Sebagian besar umat Islam adalah pencinta NKRI di bawah naungan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Hormat saya.
Pemerhati Hukum.
Prof. Otto Cornelis Kaligis.
Cc. Yang saya hormati Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto Dan segenap jajarannya.
cc. Yth kelompok akal sehat yang saya hormati, saudara Ade Armando, Denny Siregar dan kawan kawan.
cc. Semua Para Pencinta NKRI.
Cc. Kawan=kawan Medsos Pembela Merah Putih.**