JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Pemerintah Kota Surabaya tengah berupaya meningkatkan daya tarik dari kawasan kota lama di Surabaya. Namun langkahnya dinilai masih kurang maksimal. Sebab fasilitas pendukung untuk konsep wisata ini dinilai masih belum memenuhi syarat.
Ketua Begandring Soerabaia Nanang Purwono menjelaskan pengembangan kawasan utara itu harus menyeluruh. Jangan sekadar merevitalisasi yang sifatnya hanya parsial. Contohnya, hanya fokus menangani taman hingga pengecatan bangunan di zona tematik Eropa itu.
“Tetapi harus dikonsep betul apa yang perlu dilakukan dalam pengembangan kawasan dan bangunan cagar budaya tersebut,” ujar Nanang kepada Radar Surabaya (JawaPos Group) Dilansir pada Rabu (3/1).
Konsep Pemerintah Kota Surabaya membagi kawasan utara menjadi beberapa tematik. Namun Nanang Purwono berharap Pemerintah Kota dapat melakukan penataan secara fisik sesuai dengan sejarah bangunan dan kawsan tersebut pada era kolonial. Mulai penataan trotoar, lampu hingga pengecatan bangunan.
“Tidak kemudian hanya membenahi tamannya saja agar terlihat bagus. Tetapi juga harus menyentuh hal yang sifatnya penunjang dan pendukung satu sama lain,” tambahnya.
Selain urusan fisik hak pendukung lainnya juga penting. Antara lain, penataan pedagang kuliner, parkir, hingga toilet umum. Sebab sebuah destinasi wisata harus sejalan dengan akses ke tempat tujuan wisata.
“Kita sering mendapatkan tamu kapal pesiar, mereka menggunakan bus, tapi bus ini nanti berhenti dimana. Bahkan parkir mobil saja juga sulit disana,” tegasnya
Ketidaksiapan pengembangan Pariwisata Kota Lama Surabaya ini mendapatkan kritik sekaligus masukan dari DPRD Surabaya.
Mereka menilai pemkot belum terlihat serius menggarap konsep wisata bernuansa sejarah itu. Juga perlu kerja sama dengan pihak hotel agar ada penasaran yang lebih masif terhadap kawasan wisata edukasi sejarah itu.
Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Imam Syafii menilai pemkot belum serius soal konsep Kota Lama Surabaya. Dia berharap wali kota tidak hanya menunggu laporan bawahannya. Namun terjun langsung dan meninjau kenyataan di lapangan.
“Jangan hanya deklarasi saja, tapi kenyataannya belum dilaksanakan. Kalaupun butuh biaya, toh bisa didiskusikan kepada dewan butuhnya berapa,” tutur Imam Syafii.
Sementara itu, anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya Tjutjuk Supariono mengatakan pemkot perlu menggandeng perhotelan untuk pengembangan pariwisata ini. Tujuannya sektor itu sebagai media promosi sekaligus tempat menginap bagi para pengunjung yang hadir di Surabaya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kota Surabaya, Wiwiek Widayati mengakui peresmian kawasan Kota Lama Surabaya itu tidak bisa sesuai target awal yakni 31 Desember kemarin.
Sebab masih ada penyiapan sarana dan prasarana. Mulai marka untuk pejalan kaki, penunjuk arah, hingga rekayasa lalu lintas.
“Di lapangan sarana dan prasarana penunjang masih terus dilakukan,” jelasnya.
Dia mengatakan ruter perjalanan kawasan Kota Lama Surabaya itu nanti start dari Taman Jayengrono. Warga bisa memilih alternatif moda transportasi untuk menikmati keeksotisan kawasan wisata sejarah itu. Misalnya dengan berjalan kaki, naik sepeda dan keliling pakai mobil Jeep Willys.(03/JP)