Pembatas Jalur Sepeda Diganti Stick Cone, Dishub: Lebih Fleksibel

Jalur sepeda/net

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta tidak lagi menggunakan pot beton sebagai pembatasan jalur sepeda dengan jalur reguler. Sebagai pengganti digunakan stick cone.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan, penggunaan stick cone agar tidak memakan badan jalan.

Kemenkumham Bali

“Permanen pakai stick cone, bukan pot. Begitu kami gunakan yang seperti di HI (pot beton), itu akan memakan cukup jalan. Stick cone lebih fleksibel, ditanam,” kata Syafrin kepada wartawan, Senin (3/10/2022).

Saat ini, lanjutnya, penggunaan stick cone sebagai pembatas jalur sepeda mulai diberlakukan di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat.

“Contohnya di Salemba, itu ada di beberapa ruas,” kata Syafrin.

Diberitakan sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta telah membangun jalur sepeda sepanjang 196,45 kilometer di 26 ruas jalan dengan 40,06 kilometer (km) di antaranya jalur terproteksi menggunakan tiang pembatas (stick cone) plastik pada 2022.

“Pada 2022 ini, kami membangun 196,45 km di dua arah jalan, ada 40,06 km yang terproteksi, terus ada beberapa yang ‘mixing’ dengan kendaraan lainnya yang akan dipasang paku jalan dan ada yang di trotoar,” kata Kepala Seksi (Kasi) Rekayasa Lalu Lintas Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Hendry Sampurna, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (24/9/2022) lalu.

Namun berbeda dengan di ruas Sudirman-Thamrin yang menggunakan pembatas dari beton, jalur sepeda di ruas lainnya diproteksi menggunakan tiang pembatas berwarna oranye berbahan plastik, seperti di ruas Kramat Raya-Salemba Raya.

“Kenapa berbahan plastik. Itu karena kami coba relaksasi pakai plastik, dengan tujuan agar ketika ada kecelakaan menabrak pembatas, tidak akan melukai pengemudi karena bahannya elastis dan pemasangan jauh lebih cepat,” katanya.

Adapun pemilihan tempat untuk jalur sepeda yang dipasang tiang pembatas ini berdasarkan lebar jalan yang ada dan memungkinkan untuk ditempatkan jalur sepeda dengan tiang pembatas.

“Pada intinya jika ada dua sampai tiga konsistensi lajur untuk kendaraan umum, kendaraan pribadi, nah itu bisa kita pakai untuk lajur sepeda yang terproteksi,” ujarnya.

Hendry juga mengatakan, jalur sepeda sepanjang 196,45 kilometer merupakan bagian dari jaringan jalur sepeda yang masuk dalam rencana induk transportasi Jakarta. Saat ini secara total telah terbangun sepanjang 309,5 kilometer.

“Program Pak Gubernur sampai akhir tahun 2022 ini targetnya 298 km, nah kami melebihi ekspektasi itu, saat ini sampai 300 kilometer,” tuturnya.

Berdasarkan data dari Dishub DKI Jakarta, ada 26 segmen atau rute jalur sepeda yang dibangun tahun 2022 sepanjang 196,45 kilometer dengan rincian terproteksi sepanjang 40,06 km, jalur berbagi sepanjang 154,73 km dan jalur trotoar sepanjang 1,67 km.

Adapun 26 rute jalur sepeda yang dibangun tahun 2022 adalah:

  1. Prof. Dr. Satrio-Kampung Melayu (13,50 kilometer)
  2. D.I. Panjaitan-Yos Sudarso (23,78 kilometer)
  3. Gambir-Cikini-Rasuna (15,44 kilometer)
  4. Tugu Tani-Simpang Senen (1,58 kilometer)
  5. Simpang Senen-Salemba Raya (5,75 kilometer)
  6. Otto Iskandar Dinata (4,33 kilometer)
  7. M.T. Haryono-Gatot Subroto-Palmerah (19,25 kilometer)
  8. Dr. Sahardjo-Dr. Supomo (9,25 kilometer)
  9. Kebayoran Baru Extention (6,63 kilometer)
  10. Pattimura-Iskandarsyah Raya (3,77 kilometer)
  11. Pejompongan Galunggung (8,75 kilometer)
  12. Perintis Kemerdekaan-Simpang Senen (16,79 kilometer)
  13. Jl. S. Parman (8,41 kilometer)
  14. Juanda-Pecenongan (1,74 kilometer
  15. Suryopranoto-Pos (6,36 kilometer)
  16. Simpang Rasuna-Ragunan (8,50 kilometer)
  17. I Gusti Ngurah Rai (12,74 kilometer)
  18. Dewi Sartika (5,54 kilometer)
  19. KH Mas Mansyur (8,84 kilometer)
  20. Cideng Raya (2,32 kilometer)
  21. Cikajang (0,64 kilometer)
  22. Kapten Tendean (6,63 kilometer)
  23. Tentara Pelajar (4,18 kilometer)
  24. Trunojoyo (0,94 kilometer)
  25. Wolter Monginsidi (1,94 kilometer)
  26. Senopati-Suryo (3,00 kilometer).(red)

Tinggalkan Balasan