Presiden Prabowo Siap Hadiri Undangan Vladimir Putin

Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prabowo Subianto (Foto: Net)

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID –Keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk memenuhi undangan Presiden Rusia Vladimir Putin dan tidak menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT G7) di Kanada dinilai sebagai langkah strategis yang menguntungkan posisi Indonesia dalam politik global.

Menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Prof. Hikmahanto Juwana, keputusan tersebut tidak hanya mencerminkan arah kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif, tetapi juga membuka peluang diplomasi yang lebih substansial dan menguntungkan dalam jangka panjang.

Prof. Hikmahanto menyebutkan tiga alasan utama yang membuat langkah Presiden Prabowo tersebut dinilai tepat:

  1. Menjaga Keseimbangan Geopolitik Indonesia – Jika Presiden memilih hadir di G7, Indonesia bisa dianggap terlalu condong ke negara-negara Barat dan anggota OECD. Sebaliknya, dengan menghadiri pertemuan di Rusia, Indonesia memperkuat komitmennya pada kerja sama Selatan-Selatan dan mengukuhkan peran sebagai negara aktif di blok BRICS Plus.
  2. Peluang Membela Palestina Lebih Besar di Rusia – Dalam isu kemanusiaan global, seperti konflik di Gaza, kehadiran Indonesia di Rusia dinilai memberi ruang lebih besar untuk menyuarakan dukungan terhadap rakyat Palestina. Rusia dan China kerap menjadi penyeimbang dominasi AS yang mendukung Israel, sehingga kehadiran Prabowo bisa membawa suara Indonesia ke forum yang lebih terbuka pada perspektif dunia berkembang.
  3. Peran Lebih Penting Dibanding Sekadar Tamu – Di forum G7, Indonesia hanya diundang sebagai negara mitra atau tamu dari negara maju. Sementara dalam pertemuan dengan Rusia, Presiden Prabowo hadir sebagai tamu utama dengan potensi membahas langsung kerja sama bilateral yang berdampak nyata, baik di sektor ekonomi, pertahanan, hingga energi.
BACA JUGA  Plt. Bupati Sidoarjo Tinjau SDN Sidodadi yang Rusak Akibat Hujan Deras

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Ruliansyah (Roy) Soemirat, menjelaskan bahwa undangan dari Presiden Rusia Vladimir Putin dan Singapura telah lebih dulu diterima dan dijadwalkan sebelum G7 mengirim undangan resmi. Maka dari itu, keputusan Presiden untuk hadir di kedua undangan tersebut merupakan bentuk komitmen diplomatik yang telah disepakati lebih awal.

“Undangan dari Rusia dan Singapura sudah diterima sebelumnya, dan Presiden telah menetapkan jadwal kunjungan berdasarkan undangan resmi dari kedua negara,” ujar Roy.

Keputusan ini menunjukkan bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto tidak ingin hanya menjadi penonton di forum-forum besar dunia, melainkan aktif memainkan peran sebagai penjembatan antara negara maju dan negara berkembang. Kunjungan ke Rusia juga membuka peluang kerja sama ekonomi yang lebih konkret dan posisi tawar yang lebih kuat bagi Indonesia di tengah dinamika geopolitik dunia.(PR/04)