Hemmen
Profil  

Reda Manthovani Jadi Guru Besar Universitas Pancasila

Jamintel Kejagung Reda Manthovani

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Jaksa Agung Muda Intelijen Reda Manthovani meraih gelar Profesor atau Guru Besar dari Universitas Pancasila di bidang Hukum.

Putra berdarah Bengkulu kelahiran 20 Juni 1969, selain sebagai Jaksa ia juga sebagai  akademisi yakni dosen hukum di Universitas Pancasila Jakarta.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

Sejumlah jabatan juga pernah dipegangnya selama berkarir sebagai jaksa, diantaranya sebagai Kajari Cirebon tahun 2012, pada tahun 2013 ia menjabat kepala kerjasama Kejaksaan Agung serta Konsultan Hukum atau Kejaksaan pada Konsulat RI di Hongkong tahun 2014-2015.

Reda Manthovani yang juga mantan Kajari Jakbar, Kajati Banten dan Kajati DKI Jakarta ini menyelesaikan S1 di Universitas Pancasila, S2 di Perancis dan S3 di FH Universitas Indonesia.

BACA JUGA  Kejati DKI Menangi Laga Futsal Persahabatan Lawan Forwaka

Rektor UP, Profesor Edie menyampaikan capaian gelar guru besar atau profesor adalah capaian tertinggi dalam bidang akademik. Dimana seleksinya sangat ketat dan butuh proses panjang.

Reda Manthovani yang leluhurnya pejuang di negeri Bencoolen blasteran Skotlandia dan bangsawan kerajaan Selebar. Edward Coles lahir di Bencoolen dari seorang ayah yang merupakan seorang pelarian politik dan ibunya seorang bangsawan putri kerajaan Selebar. Mr. Badar lahir di Bencoolen pada tahun 1736 bernama asli Edward Coles. Pada 14 Oktober 1781 ia terkenal sangat dekat dengan kaum pribumi di negeri Bencoolen.

Saat menjabat Gubernur presidensi dan menikah dengan Putri Kerajaan Selebar biasa disapa Mr.Badar. Kebengisan Residen Thomas Parr saat berkuasa di Bencoolen saat itu membuat Mr.Badar bersama rakyat pribumi memberi perlawanan.

BACA JUGA  Kejati DKI Berhasil Pulihkan Aset Negara Milik PT Pos Indonesia

Puncaknya rakyat Bencoolen saat itu mampu membunuh Thomas Parr dengan memenggal kepalanya di rumah dinas penjajah saat itu yang saat ini menjadi Rumah dinas Gubernur Bengkulu.

Pengakuan keluarga Reda Manthovani yang berdomisili di Kota meski sibuk dan memegang jabatan strategis di Kejagung, namun wanciknya tersebut kerap berkunjung ke Bengkulu, hanya sekedar silaturahmi dengan keluarga, berziarah ke makam leluhur tanpa sepengetahuan petinggi Kejati Bengkulu. (05)

Barron Ichsan Perwakum