DENPASAR-BALI, SUDUTPANDANG.ID – Pada hari “H” Idul Fitri (Lebaran) 1445 Hijriah/2024, Rabu (10/4/2024) ribuan umat Muslim di Provinsi Bali kembali memilih melakukan ziarah di Pemakaman Muslim Wanasari, Denpasar.
Ziarah pada hari H Lebaran itu dilakukan setelah tahun-tahun sebelumnya banyak yang lebih memilih datang lebih awal.
Pembina Yayasan Muslim Wanasari Maruti 13, Saharudin mengatakan tradisi ini kembali sepenuhnya seperti sebelum pandemi COVID-19, di mana tidak ada pembatasan sama sekali yang membuat peziarah datang serentak setelah melakukan Shalat Id.
“Puncaknya di hari H ini, karena kalau saat COVID-19 kan susah berhimpitan ada jarak jadi dibatasi mulai dari 50-an orang, tahun ini silahkan,” katanya di Denpasar.
Meski peziarah sudah ramai sejak H-2 Idul Fitri, Saharudin menyebut situasi Rabu (10/4) ini jauh lebih membludak, terutama sejak pukul 7.00 WITA, sehingga dipastikan tradisi ini sudah kembali seperti dulu.
Ia memprediksi kepadatan di makam yang terletak di Kampung Muslim Wanasari itu akan berlangsung hingga matahari terbenam, dan masih berlanjut hingga Jumat (12/4) mendatang.
Pengelola tidak dapat memastikan jumlah peziarah yang datang, namun dilihat dari kapasitas makam dan jumlah nisan yang ribuan, lebih dari 1.000 orang sudah masuk sejak pagi.
Saharudin mengatakan ini merupakan tradisi umat Muslim di Bali, dimana para keluarga dan keturunan yang berasal dari berbagai kabupaten/kota akan datang mendoakan keluarganya yang dimakamkan di sana.
Menurutnya, makam ini sudah ada sejak tahun 1929, di man umat Muslim dari seluruh penjuru Bali mempercayai pengelolaan tempat tersebut, sehingga memilih memakamkan jenazah keluarganya di tempat itu.
Dalam sehari, rata-rata petugas penggali kubur bisa memakamkan empat orang, sehingga otomatis setiap tahun jumlah pelayat juga akan bertambah.
Untuk mendukung akses peziarah di Pemakaman Muslim Wanasari, yayasan pada tahun ini memperluas lahan makam dari 35 are bertambah 11,5 are menjadi sekitar 46,5 are.
Selain itu, melihat akses menuju toilet bertabrakan dengan pelayat yang hendak mencari makam keluarganya, pengelola berencana memindahkan fasilitas agar lebih mudah diakses.
Situasi lain yang terbaca adalah kepadatan di pintu masuk makam, sehingga perlu banyak pembenahan.
Menurut Saharudin, kondisi ini terbaca setelah merasakan membludaknya peziarah saat hari Idul Fitri 2024 ini.
Salah satu peziarah bernama Sofyan Adi (42) mengatakan sengaja datang untuk menabur bunga dan mendoakan almarhum ayahnya tepat di hari raya.
Selain karena tradisi, menurutnya, momentum Idul Fitri adalah waktu yang tepat untuk datang, apalagi tahun ini tak ada pembatasan sama sekali.
“Biasa ziarah ke makam bapak, mengirim doa kepada yang sudah meninggalkan kita, momennya pas Idul Fitri, sekarang sudah seperti biasa, jadi sehabis Shalat Id ke makam dulu baru pulang,” kata Sofyan Adi. (Ant/02)