Daerah  

Temuan Mayat di Lahat Diduga Kuat Diterkam Harimau

Ilustrasi

Lahat, SudutPandang.id-Hasil autopsi Tim forensik Polda Sumatera Selatan terhadap jenazah Suhadi, (57), yang ditemukan di kebun kopi Desa Pajar Bulan, Kecamatan Mulak Ulu, Lahat, Sumatera Selatan, Minggu (22/12/2019) kemarin, positif karena binatang buas.

“Laporan forensik, hasilnya positif karena binatang buas. Tapi tidak diketahui binatang apa,” kata Kapolres Lahat, AKBP Irwansyah, Selasa (23/12/2019).

Kemenkumham Bali

Setelah diketahui penyebabnya, kata Irwansyah, penyelidikan selanjutnya diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) karena di luar ranah pidana. Sementara potongan-potongan tubuh korban, termasuk yang baru ditemukan hari ini, kembali dimakamkan di satu lobang.

“Bukan wewenang kita lagi. Kita lanjutkan penyelidikan jika bukan karena binatang buas,” ujar Kapolres.

BACA JUGA  Executive Vice President: PLTU Banjarsari Terbakar Berita Hoaks

“Informasi yang diterima dari BKSDA adalah harimau Sumatera. Dugaan muncul lantaran ditemukan jejak harimau di TKP dan ciri-ciri obyek yang ditimbulkannya,” sambungnya.

Sementara itu, Kapolsek Mulak Ulu Lahat AKP Kasmini Dardah menjelaskan, dugaan mengarah ke harimau Sumatera berdasarkan temuan jejak kaki raja hutan itu di sekitar potongan tubuh korban saat evakuasi hari pertama.

“Ya, jejak binatang buas di lokasi ada, banyak juga di TKP. Diduga kuat milik harimau,” katanya.

Kapolsek mendengar desas-desus ada warga yang pernah melihat harimau tak jauh dari TKP sebelumnya kejadian. Hanya saja, pihaknya tak bisa mengonfrontir lebih lanjut informasi tersebut.

“Kabarnya begitu, tapi tidak tahu siapa yang melihatnya (harimau). Ini kan kabar-kabar saja,” kata dia.

BACA JUGA  Kanwil Kemenkumham Bali Evaluasi Desa Sadar Hukum

Waspada

Terkait situasi terkini, Kasmini menyebut masyarakat masih merasa ketakutan masuk ke hutan. Pihaknya menghimbau para petani lebih waspada ketika berkebun agar tak menjadi korban. Jika tetap ingin ke kebun, diminta tidak sendirian, hindari berangkat terlalu pagi dan pulang terlalu sore.

“Dibilang mencekam tidak juga, cuma masyarakat masih takut saja,” terangnya.

Korban pertama kali ditemukan oleh anaknya saat mengantar beras di kebun kopi tak jauh dari kampungnya. Jasad korban tak lagi utuh dan sudah terpotong-potong dan terpisah di tempat berbeda, beberapa organ hilang.

Selama sepekan terakhir, korban menginap sendirian di kebun. Sambil memanen kopi, dia juga menunggu buah durian runtuh.Diduga saat itulah terjadi serangan harimau yang membuatnya tewas.

BACA JUGA  Pilkada Serentak di 7 Kabupaten Berlangsung Aman, Inilah Strategi Polda Kalbar Ciptakan Kamtibmas

Kejadian ini juga menambah daftar korban akibat diterkam harimau. Dalam kurun waktu dua bulan terakhir, total ada enam peristiwa, empat petani di antaranya meninggal dunia.(santo)

Tinggalkan Balasan