JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Ketua tim review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Moch. Asmawi membeberkan alasan diberangkatkannya 31cabang olahraga (cabor) ke SEA Games 2021. Keputusan tersebut adalah hasil dari tim review yang terdiri dari para akademisi, praktisi olahraga, KONI dan KOI
Dalam hal ini, tim review melakukan wawancara dengan pelatih, manajer dan pengurus cabor serta melihat treck record prestasi cabor tersebut pada ajang terakhir yang diikuti baik single event maupun multi event. “Data itu multi event yang terakhir diikuti kalau enggak begitu kita juga melihat track recordnya di kejuaraan resmi,” kata Moch. Asmawi, seperti dilaporkan Tim Humas Kemenpora, Jumat 8/4/22).
Asmawi menjelaskan, bahwa pemerintah melalui Kemenpora telah menetapkan olimpiade sebagai sasaran utama dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) SEA Games hanya sasaran antara menuju Asian Games dan Olimpiade. Sehingga kategori pertama cabang olahraga yang dikirim ke SEA Games yaitu 14 cabor yang masuk dalam DBON minus satu cabor karena tidak dipertandingkan pada SEA Games 2021 ini. “Ke-14 cabor ini tentunya yang mempunyai kans meraih medali emas, perak dan perunggu,” ujarnya.
Adapu ke-13 cabor ini antara lain Angkat Besi, Atletik, Balap Sepeda, Bulutangkis, Dayung (Kano/Kayak-Perahu Naga), Rowing, Karate, Menembak, Panahan, Pencak Silat, Renang, Senam, Taekwondo dan Wushu. Kedua, yakni cabor yang tidak masuk dalam DBON. Namun dinilai punya potensi meraih medali dengan jumlah 18 cabor. Diantaranya Tinju, Voli Indoor, Voli Pantai, Boling, Catur, Jujitsu, Judo, Tenis, Triatlon, Sepak Takraw, Kickboxing, Sepakbola, E-sport, Anggar, Basket, Gulat, Selam, Vovinam dan Golf.
Asmawi juga menjelaskan ada 14 cabor dalam SEA Games Hanoi 2021 Indonesia tidak berpartisipasi atau tidak kirim atletnya. Karena hasil review dinilai tidak memiliki potensi prestasi atau medali. “Kita tidak berangkatkan karena tidak mempunyai jejak prestasi dan tidak berpeluang meraih medali pada SEA Games 2021 yang akan datang. Itu adalah pesan dari pemerintah yang tidak bisa ditawar, kenapa karena hulunya adalah olimpiade,” jelasnya.
Diketahui tim review sendiri dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan sejumlah perguruan tinggi lainnya. Kemudian para praktisi olahraga, KONI dan KOI. (red)