Zona Megathrust Selatan Jabar, Diungkap BPBD 1 Dari 3 Sumber Ancaman Gempa di Jakarta

Megathrust
Tangkapan layar materi "Ancaman Gempa Untuk Jakarta" dalam Konferensi Pers BPBD DKI mengenai ekspedisi Sesar Baribis menuju kota dan desa siaga gempa, Jakarta, Ahad (28/4/2024). FOTO: Ant

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Zona megathrust di selatan Provinsi Jawa Barat adalah satu dari tiga sumber ancaman gempa di wilayah DKI Jakarta, demikian diungkapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.

“Tiga ancaman itu, yakni zona megathrust di selatan Jawa Barat, zona megathrust di selatan Selat Sunda dan sesar aktif di daratan,” kata Ketua Subkelompok Urusan Pencegahan BPBD DKI Jakarta, Rian Sarsono di Jakarta, Ahad (28/4/2024).

Kemenkumham Bali

Ia menjelaskan pengungkapan tiga sumber ancaman gempa di wilayah DKI Jakarta itu adalah sebagai upaya untuk memitigasi bencana.

Disampaikannya bahwa sesar aktif di daratan yang berada di Sesar Baribis, Sesar Lembang dan Sesar Cimandiri.

BACA JUGA  Pj Wali Kota Jadi Saksi Peresmian Immigration Lounge

“Pada 14 Agustus 2023, BMKG mencatat gempa terakhir di Jakarta, yakni Kepulauan Seribu dengan 4,5 magnitudo dan kedalaman gempa 227 kilometer,” katanya.

Selain itu, sebanyak 10 ancaman bencana di Jakarta, yakni gempa bumi, banjir, kebakaran, cuaca ekstrem, wabah penyakit, abrasi, likuifaksi, gagal teknologi, kekeringan dan tsunami.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memrioritaskan pada dampak gempa bumi, banjir dan kebakaran.

Salah satu program yang dilaksanakan, yakni sistem evaluasi ketangguhan gedung bertingkat terhadap gempa bumi (Sigap) yang memastikan non struktural bangunan menghadapi bencana.

“Sigap ini melihat non struktural seperti tim tanggap darurat, apakah pernah melakukan simulasi di gedung tersebut, hingga ketersediaan jalur evakuasi yang aman,” katanya.

BACA JUGA  Hutan Gundul Diperkirakan BPBD Penyebab Banjir Bandang di Kudus

Beragam upaya tersebut dilakukan sebagai langkah mitigasi untuk memastikan tingkat keamanan dan kenyamanan masyarakat.

Terlebih, kata Rian Sarsono, usai Jakarta yang tak lagi menjadi ibu kota maka ditargetkan bisa mewujudkan kota global yang ramah untuk masyarakat menanamkan bisnis.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji menyatakan pihaknya mencatat sebanyak 1.258 bencana terjadi di Jakarta sepanjang tahun 2023 yang umumnya berupa kebakaran permukiman dan gedung.

“Sepanjang tahun 2023, BPBD DKI mencatat terjadi sebanyak 1.258 kejadian bencana di Jakarta,” katanya.

Bencana tersebut didominasi kebakaran pada gedung/pemukiman (864 kejadian), banjir (65 kejadian) serta pohon tumbang (234 kejadian). Lalu tanah longsor (22 kejadian), angin kencang (4 kejadian) dan bencana atau peristiwa lainnya (69 kejadian), kata Isnawa Adji. (Ant/02)

BACA JUGA  Koramil Sumberasih Kawal Pembangunan Pos Jaga Portal Warga