32 Orang Tewas Saat Korsel Dilanda Banjir dan Longsor

Petugas pemadam kebakaran melakukan upaya pencarian dan penyelamatan korban tanah longsor akibat hujan deras di Yecheon, Korea Selatan, Sabtu (15/7//2023). Data dari otoritas setempat menyatakan sebanyak 22 orang tewas, 14 hilang dan ribuan warga dievakuasi akibat hujan deras yang menyebabkan tanah longsor serta meluapnya bendungan. FOTO: dok.Ant

SEOUL, KORSEL, SUDUTPANDANG.ID – Sekurangnya 32 orang tewas saat banjir dan longsor akibat hujan deras melanda Korea Selatan (Korsel) dan 10 orang hilang, sedangkan ribuan warga dievakuasi dari rumah-rumah mereka yang rusak oleh hujan, kata pihak berwenang pada Ahad (16/7/2023).

Kantor Pusat Penanggulangan Bencana dan Penyelamatan mengatakan 26 orang dilaporkan meninggal dunia akibat hujan deras yang melanda negara itu sejak minggu lalu, sementara 10 lainnya masih hilang, demikian data terkumpul hingga pukul 06.00 waktu setempat.

Kemenkumham Bali

Petugas penyelamat menemukan tambahan enam jenazah dari bus yang terjebak banjir di terowongan bawah tanah di pusat kota Osong.

Terowongan sepanjang 685 meter itu terendam banjir di Osong, Provinsi Chungcheong Utara pada hari sebelumnya ketika sungai di dekatnya meluap setelah tanggul runtuh karena naiknya permukaan air akibat hujan lebat.

BACA JUGA  Ditikam! Pura-pura sebagai Pendukung, Menyerang Pemimpin Oposisi Korsel

Pada Ahad pagi, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir di terowongan bertambah menjadi tujuh orang dan diperkirakan meningkat dengan berlanjutnya operasi penyelamatan atas 15 kendaraan lain dan beberapa orang yang diyakini terjebak di dalam terowongan.

Sebagian besar korban meninggal dunia dilaporkan berada di provinsi tenggara Gyeongsang Utara, di mana 17 orang tewas akibat longsor dan rumah roboh, serta sembilan orang lainnya masih hilang.

Salah seorang korban hilang dilaporkan di Busan, kata kantor itu. Selain itu ada 13 orang mengalami cedera akibat hujan deras di seluruh daerah.

Pada pukul 6 pagi, dilaporkan 7.540 orang dari 13 kota dievakuasi dari rumah-rumah mereka, termasuk 2.301 orang di Provinsi Chungcheong Utara, dan sebanyak 5.933 orang belum pulang ke kediaman masing-masih karena masalah keamanan, menurut keterangan otoritas.

BACA JUGA  Gandeng Korsel, Penyulingan Air Laut Dijajaki Dibangun di Bima-NTB

Sebanyak 226 kasus kerusakan bangunan publik dan pribadi telah dilaporkan, termasuk 25 kasus jalan umum yang hancur atau tersapu air, 25 kasus tanggul sungai yang runtuh dan 33 rumah yang terendam banjir.

Hujan lebat juga menyebabkan 211 jalan ditutup, dan 10 diantaranya masih belum dapat digunakan hingga pukul 6 pagi.

Seluruh operasi kereta ditangguhkan, meski kereta peluru KTX masih beroperasi di beberapa rute.

Selain itu, 20 taman nasional di seluruh negeri ditutup, dan sebanyak 12 penerbangan dibatalkan pada Minggu.

Pada pukul 5 pagi, peringatan hujan lebat dikeluarkan di daerah pedalaman selatan Provinsi Gangwon, provinsi Chungcheong, wilayah selatan dan Pulau Jeju. Wilayah pesisir Jeolla Selatan dan provinsi Gyeongsang Selatan telah diperkirakan mengalami hujan lebat hingga 30 milimeter per jam.

BACA JUGA  Bupati Asahan Bersama OPD Buka Rakorpem Bulan Oktober

Selama dua hari ke depan, wilayah selatan Korsel, pusat Provinsi Chungcheong dan Pulau Jeju diperkirakan mengalami curah hujan antara 50 mm-200 mm, sedangkan wilayah Seoul yang lebih luas diperkirakan mengalami hujan antara 5 mm-60 mm, kata badan cuaca.

Peringatan tanah longsor di seluruh negeri, kecuali di Pulau Jeju, juga telah ditingkatkan ke tingkat “gawat” tertinggi. (02/Ant)