LEBAK, BANTEN, SUDUTPANDANG.ID – Kemarau panjang akibat dampak El Nino membuat warga pedalaman di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten sejak sebulan terakhir mencari air bersih hingga masuk ke dalam hutan.
“Kita pada malam hari mendapatkan air bersih dari sumber mata air di kawasan hutan,” kata warga Margaluyu Kabupaten Lebak, Sarip (40), Jumat (22/9/2023).
Ia menjelaskan masyarakat di wilayahnya untuk mendapatkan air bersih terpaksa berjalan kaki ke hutan-hutan sepanjang 1 kilometer menggunakan sepeda motor.
“Selama ini, sumur bawah tanah yang biasa kami pakai untuk keperluan wudhu dan cuci serta kakus (MCK) mengalami kekeringan,” katanya.
Karena itu, setiap malam, ia bersama warga lainnya mencari air bersih ke sumber mata air setempat.
“Kami mencari air bersih untuk bisa terpenuhi bak dan tempat lainnya dari pukul 18.20 WIB sampai pukul 22.00 WIB,” katanya.
Begitu juga warga lainnya Suhari (55), dari Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak.
Ia mengatakan kini mencari air bersih ke hutan – hutan yang ada sumber mata air.
Sebab, sejak satu bulan lebih di wilayahnya kondisi sumur bawah tanah kekeringan akibat dampak El Nino.
Masyarakat mencari air bersih itu dengan menggunakan sepeda motor menempuh perjalanan sekitar 1 kilometer.
“Kami sudah melaporkan krisis air bersih ke desa setempat untuk pengajuan bantuan air bersih ke Pemkab Lebak,” kata Suhari.
Sementara itu, Kordinator Pendistribusian Air Bersih Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Lebak Irman Utharman mengatakan masyarakat yang dilanda krisis air bersih akibat kemarau dapat mengajukan permintaan pengiriman air bersih dengan cara melaporkan ke kepala desa setempat.
Selanjutnya, kepala desa melampirkan jumlah kepala keluarga yang terjadi krisis air bersih dan diketahui aparat kecamatan.
Setelah itu, permohonan permintaan air bersih bisa langsung mendatangi BPBD Lebak.
“Kami sampai hari ini sudah mendistribusikan air bersih di atas 700 ribu liter tersebar di 20 kecamatan yang dilanda krisis air bersih akibat kemarau itu,” kata Irman Utharman. (02/Ant)