Tri Indroyono

Istri Umar Patek Jadi WNI, BNPT: “Sudah Dipertimbangkan”

Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi (kiri) menyerahkan surat keputusan kepada narapidana terorisme Umar Patek (tengah) dan istrinya Gina Gutierez atau Ruqayyah binti Husein Luceno (kanan) di Lapas Kelas 1 Surabaya di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (20/11/2019./Foto: Antara

Sidoarjo, Sudut Pandang-Istri narapidana terorisme Umar Patek, Gina Gutierez Luceno alias Rukayah resmi menjadi warga negara Indonesia (WNI). Surat keterangan kewarganegaraan Indonesia diserahkan langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius di Lapas Klas I Surabaya di Porong, Sidoarjo, Jatim, Rabu (20/11/2019) kemarin.

“Pemberian WNI ini melalui serangkaian pertimbangan dari pemangku kepentingan seperti BIN, Densus dan semua instansi terkait dan juga apa yang sudah dilakukan oleh Umar Patek termasuk aspek kemanusiaan,” kata Suhardi Alius.

Kemenkumham Bali

Ia menjelaskan, pada 2,5 tahun yang lalu, dirinya sempat bertemu dengan Umar Patek dan saat itu dia sempat diminta untuk membantu istrinya menjadi WNI.

BACA JUGA  Ikrarkan Janji Setia kepada NKRI, Kakanwil Kemenkumham Bali Ambil Sumpah Kewarnegaraan 2 WNA Jadi WNI

“Dan hari ini sudah terpenuhi, dengan kegiatan surat keterangan dapat dimaknai dengan utuh dan baik, sosial warga binaan dan WNI,” tuturnya.

Ia menjelaskan, kepada keluarga Umar Patek diharapkan bisa menjaga kepercayaan dan juga mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Pahami cerminan NKRI di tengah masyarakat dan lapas sebagai warga negara,” ucapnya.

Pengabulan permohonan kewarganegaraan Republik Indonesia dari Gina Guiterez tersebut berdasarkan pertimbangan kemanusiaan, serta asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Umar Patek mengaku senang dengan diberikannya status WNI kepada istrinya yang sebelumnya berkewarganegaraan Filipina. “Kami berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan kewarganegaraan setelah sejak tahun 2011 mengajukan kewarganegaraan,” ucapnya.

BACA JUGA  Menteri Agama Sebut Siulan, Rayuan dan Tatapan Nakal Termasuk Kekerasan Seksual

Dirinya menceritakan istrinya itu dinikahinya saat berada di kamp para Mujahid di Mindanau, Filipina.

“Saat itu saya memastikan keamanan keluarga istri saya saat pernikahan berlangsung, termasuk tidak menembakkan senjata api yang biasa kami lakukan jika ada pelaksanaan pernikahan,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, selama dirinya menjalani masa tahanan di Lapas Porong, istrinya selalu mendampingi dengan mengontrak rumah di sekitar Lapas Porong.

“Oleh karena itu, kami meminta kepada teroris supaya tidak melakukan aksinya. Indonesia itu adalah negara yang cinta damai dan memberikan kesempatan beribadah bagi umat manusia,” tuturnya.Red/Ant/Yos

Tinggalkan Balasan